Bandung (Antaranews Jabar) - Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat berbagai ilmu dengan para aktivis perempuan dari sejumlah partai politik di Kota Bandung, Selasa pada seminar "Komunikasi Politik Bagi Calon Legislatif Perempuan Dalam Rangka Perumusan Kebijakan Peningkatan Kapasitas Perempuan di Bidang Politik", yang diadakan oleh Kaukus Perempuan.

Dalam seminar tersebut, Dedi Mulyadi mengatakan para calon anggota legislatif perempuan yang ikut dalam Pileg 2019 harus lebih peka terhadap berbagai permasalahan dalam kehidupan perempuan dan keluarga.

Namun, kata dia, hal ini dinilai masih kurang dicermati oleh para caleg perempuan untuk menarik simpati dan mendulang suara di Pileg 2019.

Menurut dia, selama ini kebanyakan calon legislatif perempuan hanya berkutat dengan isu kesetaraan gender dan hak politik perempuan, selama berkampanye padahal yang harus digeluti berbagai permasalahan inti kaum perempuan dalam kehidupannya.

"Jadi selama ini ada pemahaman bahwa politik perempuan itu yang dibicarakan kuota di parpol atau kesetaraan gender. Padahal, isu tingkat kebutuhan perempuan itu jauh lebih strategis," kata dia.

"Berbicara soal sembako, itu obrolan perempuan. Berbicara harga minyak goreng, tarif dasar listrik, itu obrolan perempuan," ucap dia.

Menurut dia, mayoritas caleg perempuan, katanya terlalu berpikir jauh dengan tidak menganggap isu kebutuhan dasar perempuan tidak menarik.

"Padahal para perempuan akan bersimpati kepada yang mengerti permasalah keseharian mereka," ujar dia.

Lebih lanjut ia mengatakan pada akhirnya, kaum perempuan cenderung tidak tertarik memilih para calon legislatif perempuan karena tidak memberikan solusi terhadap permasalah dasar perempuan.

"Dan seharusnya para caleg ini berkutat dengan isu berbagai kebutuhan ekonomi rumah tangga, jaminan sosial janda tua, atau isu biaya pendidikan anak," tuturnya.

Jika hanya berkutat di isu gender dan hak politik perempuan, katanya, seringkali pendekatan para calon legislatif kepada masyarakat ini tidak bisa menarik hati atau simpati masyarakat.

"Mereka malah kebingungan karena harus mengikuti berbagai seminar atau diskusi," kata dia.

Seharusnya, lanjut Dedi Mulyadi, caleg perempuan seharusnya mengerti berbagai masalah nyata perempuan di masyarakat dan tidak terlalu banyak menggelar diskusi dan acara seremonial.

"Para caleg perempuan harus terjun ke tengah masyarakat langsung menyelesaikan berbagai permasalahan perempuan," imbuhnya.


Baca juga: Dedi Mulyadi: beri ruang anak didik berkreasi

Baca juga: Caleg perempuan hanya berkutat pada isu gender, kata Dedi Mulyadi


 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019