Garut, (Antaranews Jabar) - Pemerintah Kabupaten Garut mencanangkan program perbaikan rumah bagi penderita stunting atau kondisi tubuh kerdil sebagai wujud perhatian pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

"Kami perbaiki lima ribu rumah, termasuk keluarga penderita stunting, biar lebih sehat lingkungannya," kata Bupati Garut Rudy Gunawan kepada wartawan di Garut, Jumat.

Ia menuturkan, angka penderita stunting di Kabupaten Garut paling tinggi di Provinsi Jabar.

Upaya pemerintah, kata dia, pada anggaran 2019 akan memberikan tambahan gizi, termasuk memperbaiki rumah warga yang anggota keluarganya menderita stunting.

"Keluarga penderita stunting akan diperbaiki rumahnya pada tahun ini," katanya.

Ia mengungkapkan, angka balita di Garut yang mengalami stunting sebesar 43,2 persen atau angka tertinggi di Provinsi Jabar di tahun 2017.

Pemerintah Provinsi Jabar, kata dia, sudah memberikan dana bantuan untuk penanganan kasus tersebut sebesar Rp100 juta yang akan digunakan untuk perbaikan gizi.

"Hanya Rp100 juta untuk stunting, kami ajukannya besar," katanya.

Ia menyampaikan, minimnya dana dari provinsi itu, maka Pemkab Garut menganggarkan dana untuk penanganan stunting sebesar Rp400 juta.

Rudy berharap, pemerintah provinsi dapat menambah anggaran untuk penanganan kasus tersebut karena Garut membutuhkan dana untuk menyelesaikan persoalan stunting.

"Diharapkan ada tambahan lagi, soalnya anggaran bantuan yang ada itu hanya Rp100 juta, padahal kan angka stunting di Garut paling tinggi," katanya.

Ia mengungkapkan, Pemkab Garut juga mendapatkan bantuan penanganan stunting dari pemerintah pusat sebesar Rp5 miliar untuk membeli alat pengukur tinggi badan ke Posyandu.

Padahal dana yang cukup besar itu, kata Rudy, sebaiknya bisa membantu perbaikan gizi balita agar tidak menderita stunting.

Seharusnya dana miliaran itu bisa dipakai buat perbaikan gizinya, tapi ini cuma untuk alat pengukur tinggi saja ke setiap Posyandu," katanya.

Baca juga: Jantung Kota Garut diterjang banjir

Baca juga: Banjir di Leles akibat kerusakan lingkungan

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019