Bandung (Antaranews Jabar) - Palang Merah Indonesia (PMI) Jawa Barat mengusulkan anggaran untuk menambahkan alat penyimpanan darah kepada Pemprov Jawa Barat karena hingga saat ini PMI wilayah setempat masih membutuhkan alat atau tempat penyimpanan darah.
"(Alat penyimpanan darah) ada sebagian, hasil usaha swadaya dan bantuan dari pemerintah kabupaten/kota tetapi kalau ingin meningkatkan daya tampungnya ini maka alat-alat ini harus ada. Saya mengusulkan pada Gubernur Jabar agar ini tercukupi dengan anggaran pemda," kata Ketua PMI Jawa Barat Adang Rochjana, di sela-sela Musyawarah Kerja Provinsi PMI Jawa Barat Tahun 2019, di Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia hingga saat ini seluruh PMI tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki alat penyimpanan darah tersebut namun jumlahnya masih kurang memadai.
"27 kabupaten/kota ditambah di sini jadi harus 30 unit. Harganya ada yang Rp1,3 miliar satu unit itu, berarti kalau 30 unit itu jadi Rp30 miliar lebih," kata Adang
Oleh karena itu pihaknya berharap Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil bisa membantu pihaknya terkait kebutuhan alat atau tempat penyimpanan darah.
Baca juga: PMI gelar pelatihan kesiapsiagaan bencana
"Kang Emil selaku Gubernur Jawa Barat yang baru bisa mulai mencukupi kebutuhan seluruh perangkat atau alat-alat ini. Nah alat ini yang bisa menyimpan darah ini dalam waktu yang cukup lama. Sehingga kita dalam menghimpun donor itu lama-lama kalau dibiarkan jadi marus (darah beku)," kata dia.
PMI Jawa Barat, kata Adang, pernah mengajukan anggaran untuk alat penyimpanan darah tersebut namun tidak bisa direalisasikan karena berbenturan dengan pelaksanaan PON XIX Tahun 2016.
"Waktu itu pernah diajukan tapi terbentur anggaran PON dan yang lain, sudah saya mengajukan Rp36 miliar. Mungkin secara bertahap bisa dicukupi, sudah diajukan sekitar Rp5,8 miliar untuk operasional saja," kata dia.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Pemerintah, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Pemprov Jawa Barat Daud Achmad mengatakan selama ini Pemprov Jawa Barat berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan dukungan kepada PMI Provinsi Jawa Barat.
"Saya kira pemda tentunya mendorong PMI dari segi anggaran kemudian fasilitas termasuk gedung ini dibantu pemda. Kemudian kendaraan, itulah sebagian bentuk dukungan yang diberikan," kata dia.
Pihaknya berharap PMI Provinsi Jawa Barat bisa menjadi organisasi kemanusian yang betul-betul eksis, terlebih wilayah Jawa Barat termasuk dalam salah satu wilayah yang rawan bencana.
Baca juga: Stok darah PMI Kota Cirebon menipis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019
"(Alat penyimpanan darah) ada sebagian, hasil usaha swadaya dan bantuan dari pemerintah kabupaten/kota tetapi kalau ingin meningkatkan daya tampungnya ini maka alat-alat ini harus ada. Saya mengusulkan pada Gubernur Jabar agar ini tercukupi dengan anggaran pemda," kata Ketua PMI Jawa Barat Adang Rochjana, di sela-sela Musyawarah Kerja Provinsi PMI Jawa Barat Tahun 2019, di Kota Bandung, Kamis.
Menurut dia hingga saat ini seluruh PMI tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat memiliki alat penyimpanan darah tersebut namun jumlahnya masih kurang memadai.
"27 kabupaten/kota ditambah di sini jadi harus 30 unit. Harganya ada yang Rp1,3 miliar satu unit itu, berarti kalau 30 unit itu jadi Rp30 miliar lebih," kata Adang
Oleh karena itu pihaknya berharap Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil bisa membantu pihaknya terkait kebutuhan alat atau tempat penyimpanan darah.
Baca juga: PMI gelar pelatihan kesiapsiagaan bencana
"Kang Emil selaku Gubernur Jawa Barat yang baru bisa mulai mencukupi kebutuhan seluruh perangkat atau alat-alat ini. Nah alat ini yang bisa menyimpan darah ini dalam waktu yang cukup lama. Sehingga kita dalam menghimpun donor itu lama-lama kalau dibiarkan jadi marus (darah beku)," kata dia.
PMI Jawa Barat, kata Adang, pernah mengajukan anggaran untuk alat penyimpanan darah tersebut namun tidak bisa direalisasikan karena berbenturan dengan pelaksanaan PON XIX Tahun 2016.
"Waktu itu pernah diajukan tapi terbentur anggaran PON dan yang lain, sudah saya mengajukan Rp36 miliar. Mungkin secara bertahap bisa dicukupi, sudah diajukan sekitar Rp5,8 miliar untuk operasional saja," kata dia.
Sementara itu, Asisten Daerah Bidang Pemerintah, Hukum dan Kesejahteraan Sosial Pemprov Jawa Barat Daud Achmad mengatakan selama ini Pemprov Jawa Barat berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan dukungan kepada PMI Provinsi Jawa Barat.
"Saya kira pemda tentunya mendorong PMI dari segi anggaran kemudian fasilitas termasuk gedung ini dibantu pemda. Kemudian kendaraan, itulah sebagian bentuk dukungan yang diberikan," kata dia.
Pihaknya berharap PMI Provinsi Jawa Barat bisa menjadi organisasi kemanusian yang betul-betul eksis, terlebih wilayah Jawa Barat termasuk dalam salah satu wilayah yang rawan bencana.
Baca juga: Stok darah PMI Kota Cirebon menipis
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019