Garut (Antaranews Jabar) - Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Garut, Jawa Barat, akan mengangkat potensi objek wisata peninggalan kolonial atau bangunan Belanda pada zaman penjajahan di Desa Wanasari, Kecamatan Wanaraja, yang memiliki daya tarik bagi wisatawan.

"Di sana itu ada banyak peninggalan Zaman Belanda yang bagus jika dijadikan objek wisata baru di Garut," kata Kepala Disparbud Kabupaten Garut, Budi Gan Gan kepada wartawan di Garut, Rabu.

Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki banyak potensi objek wisata yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk menjadi destinasi wisata baru selain wisata unggulan yang sudah ada.

Salah satunya, kata dia, telah ditemukan kawasan eksotis untuk dijadikan destinasi wisata yaitu peninggalan orang Belanda pada masa penjajahan di Indonesia yang telah mendirikan bangunan untuk pabrik belerang pada waktu itu.

"Di sana itu lokasi bekas pabrik belerang, memiliki banyak spot yang bagus, ada bangunan tua, bangunan Belanda, sangat eksotis, kalau difoto itu keren," katanya.

Ia menyebutkan lokasi tersebut memiliki daya tarik tersendiri yaitu bangunan menara yang menjulang tinggi, kemudian terdapat terowongan yang saat ini ketinggian dan panjangnya masih dalam penelusuran.

Upaya pengembangan wisata itu, kata dia, akan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang memiliki kewenangan dalam pengelolaan lahan peninggalan kolonial tersebut.

"Nanti kita akan koordinasi dengan pemerintah provinsi, karena daerah itu memiliki potensi wisata, aksesnya juga bagus, dekat dengan jalan utama Wanaraja," katanya.

Ia menambahkan kawasan wisata peninggalan kolonial tersebut akan didukung dengan sesuatu yang menarik bagi wisatawan seperti peternakan kelinci, peternakan sapi, dan kebun jeruk.

Ia berharap destinasi wisata baru itu dapat berkembang sehingga memberikan dampak positif bagi masyarakat setempat, terutama dapat menumbuhkan perekonomian di Garut.

"Untuk itu dalam pengembangannya ini saya dorong komunitas di sana agar semakin banyak pilihan berwisatanya," kata Budi.

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2019