Bandung (ANTARA News) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Barat(Jabar) berencana akan mengembangkan tanaman bambu dengan berkolaborasi bersama Hijau Lestari Indonesian (HLI), mengingat besarnya potensi awi (sebutan untuk tanaman bambu dalam bahasa sunda) di Jabar.

Perencana Pertama Bidang Konservasi Lingkungan DLH Jabar, Andri Biantara, di Bandung, Selasa, mengatakan, saat ini ada 12 bibit tanaman bambu yang sedang dikembangkan oleh HLI dan nantinya, akan dikembangkan dengan membuat perpustakaan bambu.

"Jadi dari pihak DLH pada dasarnya kalau ada peluang kolaborasi akan kita kolaborasikan," ujarnya.

Di Jabar, menurut berbagai informasi yang dihimpun, memiliki sekitar 56 jenis bambu yang khas, namun kini dikabarkan hanya 36 saja yang tersisa.

Menurut Andri, DLH Jabar memiliki program Desa Ecovillage, yaitu membentuk desa yang berbudaya lingkungan sehingga masyarakatnya mampu mengelola lingkungan sesuai dengan kaidah keberlanjutan meliputi konservasi, pemanfaatan dan pemulihan lingkungan.

Ia menyatakan, setidaknya ada 343 desa yang mendapat pembinaan dalam program ini. Bisa jadi, lanjut dia, program tersebut akan dikolaborasikan dengan program Baju Baja yang ditawarkan HLI.

Baca juga: Pemuda asal Cianjur sulap bambu jadi karya seni bernilai jutaan

"Di kita ada desa ecovillage, kan suka ada edukasi pendampingan untuk masyarakat, mungkin nanti informasi terkait Baju Baja ini akan nempel di program itu," katanya.

Sementara itu, Kepala Divisi Perencanaan dan Pembinaan HLI Pusat, Oki Hikmawan mengatakan, Jabar memiliki potensi tanaman bambu yang cukup besar seperti jenis awi (bambu) Bitung dan Awi (bambu) Wulung Hideung yang memang keunggulannya sudah diakui.

Sehingga, kata dia, sangat disayangkan jika tidak dilestarikan. "Bahkan di luar negeri itu Awi Wulung dijadikan kontruksi rumah, kalau Awi Bitung biasa digunakan untuk hiasan," katanya.

Pihaknya menyayangkan dari 56 jenis bambu khas di Jabar, kini hanya 36 jenis saja yang masih bisa ditemui dan yang sudah punah di antaranya, bambu duri dan bambu tutul.

Padahal, kata dia, tanaman bambu ibarat harta karun yang mampu mendongkrak potensi suatu daerah sehingga pihaknya menggagas program Baju Baja yang bakal disenergikan dengan berbagai stake holder, khususnya bersama DLH Jabar dalam program Ecovillage dan Ecowisata.

Selain itu, ada juga penawaran untuk penanaman perpustakaan bambu hidup di Kiara Payung.

"Kami akan melakukan penanaman jenis-jenis bambu yang langka, kebetulan Kiara Payung adalah lahannya provinsi Jabar ada 15 hektare, hanya membutuhkan kurang lebih 6 hektare saja," ujar Oki.

Baca juga: Kerajinan bambu asal Pamokoan Sukabumi diminati wisatawan
 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018