Makassar (Antaranews Jabar) - Perusahaan Haji Kalla yang bertahan dari generasi pertama hingga generasi ketiga dan terus berkembang sampai berusia 66 tahun selalu mengedepankan filosofi memberikan kebaikan kepada orang lain. 

"Tidak mudah mendirikan perusahaan sampai sekarang ini. Bapak saya (Haji Kalla) selalu mengajarkan berusaha, pertama harus menyenangkan orang lain dan masyarakat, kedua baru kita, agar masyarakat terbantu, itu filosofinya," papar HM Jusuf Kalla di Mal Nipah Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu. 

Dalam bincang-bincang tiga generasi yang menjalankan perusahaan keluarga Haji Kalla Group, pria disapa akrab JK ini mengatakan terpenting menjalankan usaha ada etika dan tujuannya membantu masyarakat. 

Dia menceritakan awal perintisan perusahaan Haji Kalla di tahun 50-an kala itu membuka perusahaan importir, tekstil dan jasa transportasi angkutan umum. 

Namun seiring perkembangan dan Indonesia mengalami krisis di tahun 60-an, usaha importir Haji Kalla menurun drastis hingga beralih ke usaha lain dan fokus pada usaha otomotif, berjualan mobil dimasa itu sampai akhirnya mendapat izin dari pabrikan Toyota di Jepang.

Selanjutnya usaha tersebut berkembang hingga kini menimpor sendiri. Selanjutnya, ide untuk membantu masyarakat pun terbesik lalu melebarkan usaha ke bidang jasa konstruksi agar kendaraan yang dibeli orang bisa menikmatinya. 

"Waktu itu penjualan mobil hanya laku lima unit perbulan, waktu itu saya sudah ikut usaha bapak. Tetapi bapak saya berpikir bagaimana orang menikmati naik mobil kalau jalan tidak bagus. Jadi dibikin jalan yang baik agar masyarakat menikmatinya," katanya kepada wartawan.

Menurut Wakil Presiden ini, dalam usaha keluarga Grup Haji Kalla, filosofi yang harus dijalankan dan dipatuhi seperti yang disebutkan tadi diawal, intinya bagaimana memuaskan dan menyenangkan masyarakat. Sebab ada beberapa yang tidak boleh dilanggar. 

"Kita harus patuhi filosofi dan filosofi itu diwarisan kepada setiap generasi sampai sekarang. Pernah beberapa usaha tidak boleh dijalankan seperti bikin hotel dan bank, dibuat tapi tidak sukses, karena tidak sesuai filosofi bapak katanya tidak akan berkah," beber JK. 

Ketua Dewan Masjid Indonesia ini mengatakan dirinya sudah mulai menjalankan usaha di usia 19 tahun, hingga bertemu belahan jiwanya Mufidah berdarah Minangkabau itu. Sejumlah bisnis digeluti mulai tukang cukur, percetakan hingga usaha lain di masa mudanya. 

"Saya memimpin perusahaan sudah 30 tahun, Fatimah Kalla adik saya hampir 20 tahun dan sekarang Solihin anak saya adalah generasi ketiga akan sama 20 tahun kedepan. Sudah disiapkan generasi-generasi selanjutnya menyongsong 100 tahun perusahaan Haji Kalla. Intinya semua harus kerja keras," ujar mantan CEO dari NV Hadji Kalla itu menegaskan. 

Ketua PMI ini berharap dengan menurunkan warisan filosofi dalam perusahaan serta kemampuan kerja masing-masing, mudah-mudahan perusahaan bisa sampai usai 100 tahun kedepan. Meski dirinya nanti hanya sebagai pengontrol dan bekerja untuk sosial.
 

Pewarta: M Darwin Fatir

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018