Cianjur (Antaranews Jabar)- Kemarau penjang menyebabkan debit air Waduk Jangari di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, Cianjur, Jawa Barat, terus menurun sehingga berdampak terhadap angka kunjungan wisatawan.

Waduk Jangari selama ini menjadi tempat wisata air yang banyak dikunjungi wisatawan lokal dan asing asal Timur Tengah yang setiap harinya mencapai ratusan orang pada hari biasa dan lebih banyak lagi pada akhir pekan. 

Wakil Ketua Kelompok Penggerak Pariwisata (Kompepar) Wisata Jangari, Hendrawan pada wartawan Kamis, mengatakan debit air di waduk tersebut menurun hingga 80 persen, sehingga tepian waduk semakin dangkal.

"Penurunan debit air mencapai puluhan meter, sehingga tepian waduk terlihat seperti bukit terendam. Ini terjai sejak masuknya musim kemarau beberapa waktu lalu," katanya.

Surutnya debit air merupakan fenomena tahunan yang terjadi di Waduk Jangari tepatnya ketika kemarau panjang tiba dan akan berakhir ketika musim penghujan kembali datang, penurunan debut air bisa mecapai ratusan meter.

Dampak luasnya tambah dia, menyebabkan ikan yang dibudidayakan ribuan petani jaring terapung kulitasnya menurun dengan hasil panen yang tidak maksimal karena sebagian besar ikan mati hingga ratusan ton. 

"Jadi dampaknya tidak hanya dari pengurangan kunjungan wisatawan tapi ikan yang di budidayakan petani kolam jari apung juga terus mengalami penyusutan," katanya.

Dia dan ratusan petani serta pengerak wisata di wilayah tersebut berharap mendapat bantuan dan solusi dari Pemkab Cianjur seperti menata taman yang ada di lingkungan Waduk Jangari, sehingga dapat meningkatkan wisatawan meskipun air waduk menurun.

"Penataan dan penambahan fasilitas penunjang dapat ssegera dibangun, sehingga angka kunjungan tetap tinggi karena ada pilihan lain untuk wisatawan tidak hanya bermain di tengah waduk," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Isyati Putri


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018