Garut (Antaranews Jabar) - Petani mengeluhkan serangan hama tikus yang merusak tanaman padi di areal pesawahan Desa Sukasenang, Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak sebulan lalu sehingga mengalami kerugian materi.
"Sekarang ini banyak tikus dan hama wereng yang menyerang beberapa areal sawah di desa kami," kata Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, areal pesawahan Desa Sukasenang selain dilanda kekeringan akibat musim kemarau, juga diserang hama tikus yang menyebabkan padi yang akan berbulir rusak.
Dia merujuk, saat ini ada sekitar lima hektare areal tanaman padi usia dua bulan yang diserang hama tikus dan wereng.
"Ada 3 sampai 5 hektare sawah tersebar di berbagai kampung akibat serangan hama tersebut," kata Iwan.
Menurut dia, dampak serangan hama tersebut akan menurunkan produktivitas padi, akibatnya petani mengalami kerugian atau tidak seimbangnya biaya tanam dengan hasil panen nanti.
Upaya petani memberantas hama tersebut, sudah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memberi obat antihama, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
"Kami mengharapkan pemerintah segera bertindak cepat sehingga permasalahan petani di sini dapat teratasi," ujar Iwan.
Ia mengemukakan, selama ini ada penyuluhan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, namun penyuluhan itu seringkali tidak tepat waktu.
Menurut dia, seharusnya penyuluhan dapat dilakukan ketika mau memasuki musim kemarau atau cara mengantisipasi serangan hama agar tidak merusak tanaman.
"Seharusnya mau menjelang kemarau ada penyuluhan, apa saja yang cocok, ini tidak ada," kata Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018
"Sekarang ini banyak tikus dan hama wereng yang menyerang beberapa areal sawah di desa kami," kata Kepala Desa Sukasenang, Iwan Ridwan kepada wartawan di Garut, Jumat.
Ia menuturkan, areal pesawahan Desa Sukasenang selain dilanda kekeringan akibat musim kemarau, juga diserang hama tikus yang menyebabkan padi yang akan berbulir rusak.
Dia merujuk, saat ini ada sekitar lima hektare areal tanaman padi usia dua bulan yang diserang hama tikus dan wereng.
"Ada 3 sampai 5 hektare sawah tersebar di berbagai kampung akibat serangan hama tersebut," kata Iwan.
Menurut dia, dampak serangan hama tersebut akan menurunkan produktivitas padi, akibatnya petani mengalami kerugian atau tidak seimbangnya biaya tanam dengan hasil panen nanti.
Upaya petani memberantas hama tersebut, sudah dilakukan dengan berbagai cara, termasuk memberi obat antihama, tetapi hasilnya tidak memuaskan.
"Kami mengharapkan pemerintah segera bertindak cepat sehingga permasalahan petani di sini dapat teratasi," ujar Iwan.
Ia mengemukakan, selama ini ada penyuluhan oleh petugas dari Dinas Pertanian Kabupaten Garut, namun penyuluhan itu seringkali tidak tepat waktu.
Menurut dia, seharusnya penyuluhan dapat dilakukan ketika mau memasuki musim kemarau atau cara mengantisipasi serangan hama agar tidak merusak tanaman.
"Seharusnya mau menjelang kemarau ada penyuluhan, apa saja yang cocok, ini tidak ada," kata Iwan.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018