Bandung (Antaranews Jabar) - Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Umat Islam (PUI) Jawa Barat mendeklarasikan politisi PKS yang juga Gubernur Jawa Barat dua periode Ahmad Heryawan atau Aher sebagai Calon Wakil Presiden pendamping Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.

"Saatnya, kami dari DPW PUI Jawa Barat mewakafkan Ketua Majelis Syuro PUI yang juga Gubernur Jawa Barat dua periode Dr Haji Ahmad Heryawan Lc atau Kang Aher menjadi Cawapres untuk Pak Prabowo pada Pilpres tahun 2019 mendatang," kata Ketua Umum DPW PUI Jawa Barat Engkos Kosasih Lc, di sela acara deklarasi, di Kota Bandung, Jumat.

Deklarasi Ahmad Heryawan sebagai Cawapres pendamping Prabowo juga dihadiri oleh Ketua Dewan Pertimbangan PUI Jawa Barat Iding Bachrudin, Ketua Wanita PUI Jawa Barat Titin Sobariyah, dan Perwakilan Pemuda PUI Jawa Barat Jumadi.

Menurut dia, sosok Aher adalah seorang ulama besar dan bukan sekadar negarawan yang mumpuni baik secara keilmuan atau penampilan semata.

Selama dua periode atau sekitar 10 tahun menjadi Gubernur Jawa Barat, kata Engkos, sosok Aher juga telah meraih 247 penghargaan sehingga mampu menjadi negarawan dengan basis ulama, kalangan santri hingga profesional yakni alumni Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab (LIPIA).

"Artinya beliau itu adalah sosok nasionalis, sisi nasionalis sudah tentu ada di dalam diri Kang Aher dan sisi religius juga ada di dalam diri Kang Aher," ujar Engkos.

Deklarasi Aher sebagai Cawapres untuk Prabowo pada Pilpres 2018, menurut dia, akan disampaikan pihaknya kepada pimpinan Koalisi Keumatan.

Lebih lanjut Engkos mengatakan, Aher adalah satu-satunya Cawapres yang berasal dari putra daerah asal Jawa Barat atau etnis Sunda.

"Kapan lagi, putra asli daerah dari Sunda ada di kancah nasional. Padahal Jawa Barat adalah menyumbang terbesar nasional (suara penentu kemenangan di Pilpres). Maka kalau Kang Aher jadi Cawapres untuk Prabowo maka ini adalah kemenangan strategis bagi warga Sunda dan Indonesia pada umumnya," kata dia lagi.

Engkos menambahkan, DPW PUI Jawa Barat tetap menghormati ijtima ulama yang menghasilkan keputusan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri sebagai Cawapres untuk Prabowo.

"Kami tidak menolak (hasil ijtima ulama) dan Prabowo sebagai Capres. Tapi ketika cawapresnya demikian, maka kami berpendapat yang lain dan tolong ini pertimbangkan," kata dia lagi.



 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018