Cirebon (Antaranews Jabar) - Petani tebu asal Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan harga gula yang terus turun dan saat ini hanya dihargai Rp9.400 per kilogramnya.

"Saat ini gula kita ditawar hanya Rp9.400 per kilogram, tentunya ini sangat tidak sepadan dengan pengeluaran untuk tanamnya," kata seorang petani tebu asal Cirebon, Mae Azhar di Cirebon, Kamis.

Azhar menuturkan untuk tebu petani saat ini sudah memasuki periode giling yang ke lima, namun gula yang laku hanya pada periode pertama dan kedua.

Pada priode giling pertama kata Azhar, gula petani dihargai Rp9.700 per kilogram dan sudah terjual, meskipun merugikan.

"Kalau periode giling kedua gula kami turun lagi dan dijual Rp9.600 per kilogramnya," ujar dia.

Sementara itu petani lain, Syafii juga mengeluhkan turunnya harga gula, dengan turunnya harga gula membuat dirinya bingung dan bimbang apakah pada musim tanam tahun 2019 akan menanam lagi atau tidak.

"Sama seperti tahun-tahun kemaren harga gula anjlok lagi dan tanam tahun 2019 itu kita masih ngambang atau bingung, karena tidak ada modal dan harga gula merugikan," katanya.

Syafii yang menanam tebu seluas 3 hektare itu harus selalu gigit jari saat musim panen dan giling tiba, karena harga gula tidak menguntungkan sama sekali.

Padahal biaya untuk tanam tebu, setiap tahun naik, seprti pupuk, harga sewa lahan, ongkos tenaga kerja dan lainnya terus merangkak naik.

"Tapi gula kita selalu turun dan tidak pernah laku, jadi tentu saja sangat merugikan," ujar Syafii.
 

Pewarta: Khaerul Izan

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018