Bandung (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat periode 2008-2018 Ahmad Heryawan menyatakan silaturahmi antarmasyarakat akan memperkuat rasa persaudaraan dan persatuan bangsa Indonesia.

Dalam Khotbahnya saat Shalat Idul Fitri di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jumat, Aher menekankan pentingnya menjaga silaturahmi, terlebih masyarakat Jabar terkenal akan keramahtamahan, kepedulian, dan rasa gotong royongnya.

"Sikap-sikap kebersamaan itu telah lama bersemayam pada seluruh masyarakat di tatar Sunda ini. Tidak heran jika sesungguhnya berbagai kesulitan di kampung-kampung sudah nanyak terselesaikan oleh sesama penduduk di wilayah tersebut," ujar Aher dalam shalat dengan imam Ma`mun Abdurrohman, Pimpinan Pesantren Al-Qur`aaniyyah sekaligus Imam Masjid Agung Raya Jawa Barat, ini.

Menurutnya, gotong royong yang diawali dengan kebiasaan melakukan silaturahmi telah tumbuh lama dan menjadi keseharian seluruh masyarakat di Jawa Barat. Maka dari itu, kebiasaan tersebut telah menjadi ciri khas masyarakat Indonesia.

"Sebut saja kebiasaan nyirip yang berasal dari Sukabumi atau ngaliwet yang berasal dari hampir seluruh tatar Sunda, atau ngantereun yang dilakukan menjelang hari raya," kata dia.

Menurut dia, sikap ramah, sopan, kental bersilaturahmi, serta semangat bergotong royong inilah yang benar-benar ia rasakan selama menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat.

Bahkan, kata dia, seluruh capaian prestasi selama 10 tahun terakhir yang diraih Pemprov Jabar berkat kebersamaan yang dibangun oleh masyarakat dalam mewujudkan provinsi yang maju.

"Kita sebagai warga Jawa Barat patut berbangga dengan capaian yang telah kita raih secara bersama-sama ini," kata dia.

Namun, kata dia, semangat gotong royong dan kebersamaan mendapat ancaman seiring dengan kemajuan teknologi yang tidak diimbangi penggunaan secara bijak.

Munculnya berbagai aplikasi serta kemudahan teknologi, membuat masyarakat acapkali tidak peka terhadap sekelilingnya dan sering terpancing dengan berita-berita yang menyebarkan kebencian.

"Tidak jarang yang muncul dalam aplikasi sosial tersebut bukannya jalinan silaturahmi, melainkan justru permusuhan dan perpecahan. Disinilah kita sebagai seorang muslim seharusnya menunjukkan sikap untuk tidak ikut ikutan dalam memutus tali silaturahmi," kata dia.

Di akhir khotbahnya, ia mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Jawa Barat, terlebih pada 13 Juni 2018 merupakan hari terakhir ia menjabat sebagai Gubernur.

"Terima kasih yang mendalam kami haturkan kepada seluruh elemen masyarakat Jawa Barat. Permohonan maaf yang tulus kami haturkan juga apabila selama 10 tahun memimpin ada hal-hal yang tidak pas atau kurang berkenan bagi Bapak ibu seluruh rakyat Jawa Barat," katanya.



 

Pewarta: Asep Firmansyah

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018