Bandung (Antaranews Jabar) - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar (Demiz) mengatakan, Jawa Barat masih dihadapkan pada masalah pemenuhan gizi, khususnya pada anak usia balita, yakni gizi buruk yang bisa menyebabkan lost generation.

"Gizi anak, ini salah satu program prioritas kita. Oleh karena itu, salah satu program saya, yaitu penyediaan pangan dan makanan tambahan bergizi untuk daerah rawan pangan dan masyarakat penyandang gizi buruk," kata Deddy Mizwar, dalam siaran persnya, di Bandung, Rabu.

Demiz menjelaskan, persoalan rawan gizi pada anak bukan hanya terjadi di Jawa Barat, tetapi merupakan masalah global dan di dunia ini masih ada 159 juta anak mengalami rawan gizi, dan di Indonesia sekitar 9 juta anak.

"Sekali lagi ini tenyata bisa lost generation kalau dibiarkan," ujarnya pula.

Menurutnya, secara kasat mata seorang anak yang mengalami kurang gizi bisa dilihat dari tiga indikator, pertama pertumbuhan fisiknya tidak normal, kecerdasan kurang, dan daya tangkap yang juga kurang.

Demiz menegaskan, semua masalah itu jangan hanya mengandalkan negara, tetapi butuh kesadaran masyarakat.

"Maka harus kita perhatikan kebutuhan gizinya. Kalau orang tua punya duit jangan beli pulsa melulu, ya nggak nambah gizi anaknya," katanya lagi.

Lebih jauh Demiz mengatakan, pemenuhan gizi di Jawa Barat bukanlah masalah sederhana, dilihat dari sisi geografis, infrastruktur, termasuk gaya hidup masyarakat sangat berpengaruh terhadap ketersediaan gizi anak.

"Ketika jembatan rusak atau tidak ada, pasokan bahan pangan jadi terganggu. Karena gaya hidup, orang lebih mendahulukan beli pulsa ketimbang makanan tambahan misalnya, itu semua mempengaruhi," ujarnya pula.

 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018