Cianjur (Antaranews Jabar) - Dinas Kesehatan Cianjur, Jawa Barat, mengklaim penderita gizi buruk di wilayah tersebut terus menurun setiap tahunnya, bahkan 2018 tercatat hanya 20 temuan gizi buruk yang langsung ditangani.

Kepala Dinkes setempat Tresna Gumilar di Cianjur, Senin, mengatakan jumlah temuan gizi buruk tahun 2016 mencapai 323 kasus, namun tahun berikutnya menurun sampai di angka 176 kasus.

"Menurun drastis dari 2016 ke 2017 sudah 54 persen. Tahun ini semakin rendah dan kami optimis tidak akan banyak," katanya.

Dia menjelaskan, untuk menangani gizi buruk di Cianjur, pihaknya terjun langsung ke lapangan termasuk memberikan pelatihan para kader posyandu guna melakukan penanganan masalah gizi berbasis masyarakat.

Peran setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang terkait sangat diperlukan, terutama menyadarkan orangtua untuk memperhatikan gizi anak. "Peran OPD lain sangat perlu untuk sinergitas agar angka gizi buruk terus menurun," katanya.

Sedangkan terkait anak yang meninggal karena mengidap gizi buruk beberapa waktu lalu karena mengidap tuberkulosis (TB) paru saat diperiksa di salah satu layanan kesehatan.

"Sayangnya pengobatan yang dijalani anak tersebut tidak tuntas, sehingga pihak puskesmas kembali melakukan validasi," katanya.

Dia menjelaskan pada 30 Mei balita bernama Ami itu, kembali berobat ke Puskesmas Karangtengah dan terdiagnosa Bronkhopneumoni berat, sehingga diberikan rujukan ke rumah sakit.

"Saat itu keluarga menolak dengan alasan ekonomi, namun kami bujuk untuk mau ditangani karena sekarang pelayanan untuk kelas gratis," katanya.

Meskipun sudah dilakukan penanganan medis dan dipantau secara rutin oleh petugas puskesmas, Ami tidak bisa diselamatkan karena komplikasi penyakit yang diderita.

"Bronkhopneumoni yang sudah akut ditambah Respiratory Distress Syndrome (RDS) yang disebut juga Hyaline Membrane Disease (HMD) atau sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan," katanya.

Pihaknya memastikan balita tersebut meninggal dunia akibat Pnemunia yang juga berdampak pada asupan gizi yang kurang, bukan akibat gizi buruk. 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018