Bandung (Antaranews Jabar) - Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut empat Deddy Mizwar mengantisipasi penggunaan KTP elektronik palsu menjelang Pilgub Jawa Barat pada 27 Juni 2018.

"Ya IT (informasi teknologi)-nya bagaimana di KPUD, kami awasi nanti. Di TPS-nya juga sama, nanti kami beri pembekalan kepada saksi, bagaimana petugas TPS saat menerima KTP palsu," kata Deddy dalam siaran persnya di Bandung, Senin.

Pria yang akrab disapa Demiz ini mengaku telah mendengar kemungkinan beredarnya KTP elektronik palsu itu sejak tiga bulan yang lalu namun belum diketahui kapan dan di mana KTP-E palsu ini akan beredar di Jawa Barat.

Menurut dia, dari informasi yang diperoleh, KTP elektronik palsu itu diduga akan disebar di daerah-daerah pinggiran seperti pesisir pantai Jabar Selatan dari Sukabumi, Cianjur, dan Garut.

Dengan begitu, ia mengingatkan seluruh saksi pemilu termasuk petugas KPPS agar jeli dan berhati-hati terhadap pemilih tak dikenal yang bukan penduduk setempat.

"Nanti di TPS para saksi kami kasih pembekalan, kalau ada dua tiga orang sudah menggunakan KTP-E tanpa terdaftar, itu harus dicurigai, betul nggak dia warga RT tersebut. Kalau tidak, langsung saja ditangkap," kata dia.

Selanjutnya, kata dia, jika sudah memasuki proses penghitungan suara, para saksi juga harus mengamati dengan seksama bagaimana kerja para petugas TPS.

"Nanti juga kita awasi, bagaimana akumulsi pemungutan suara. KPU juga jangan main-main, bisa masuk penjara. Saya mengingatkan saja," katanya.

Langkah ini pengawasan ini akan diambil, karena peredaran e-KTP palsu tidak menutup kemungkinan akan sangat masif, pasalnya, dari kasus temuan beberapa waktu lalu, diduga jumlahnya bisa mencapai jutaan e-KTP palsu.

"Ini jutaan KTP palsu yang masuk di seluruh Jawa barat, bukan sedikit. Yang jatuh kan satu karton, yang jalan satu truk," kata Cagub Jabar yang berpasangan dengan Dedi Mulyadi ini.

Kendati demikian, lanjut Demiz, ia mengaku semakin optimis akan peraihan kemenangan pada 27 Juni 2018 dan ia mengaku mencoba memaknai dari sejumlah hambatan yang dialaminya selama ini dalam proses Pilgub Jabar 2018 ini.

"Dengan masuknya e-KTP palsu, dicopotnya alat peraga kampanye kita, tidak diberikannya kesempatan saya mencari nafkah melalui karya sinetron, itu adalah bentuk kedholiman. Karena itu tanda-tanda kemenangan sudah sangat dekat. Maka muncul upaya-upaya supaya kita tidak menang," katanya.

 

Pewarta: ASJ

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018