Cianjur  (Antaranews Jabar) - Bulan suci Ramadhan menjadi berkah tersendiri bagi sebagian besar warga Kampung Kedunghilir, Desa Sukamanah, Kecamatan Cugenang, yang lebih dikenal Kampung Curuluk alias Kampung Kolang-kaling.

Setiap Ramadhan, kegiatan di kampung itu bergeliat. Pasalnya setiap bulan puasa pesanan  kolang kaling meningkat tajam. Satu  pengusaha di kampung itu dapat memenuhi pesanan hingga 1 ton setiap pekan untuk pasar lokal dan luar Cianjur.

Setiap Ramadhan, pesanan kolang-kaling mengalir ke kampung itu. Maklum, warga satu kampung tersebut memang dikenal sebagai pengrajin kolang kaling. Mereka menjadi andalan  untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dan Jabodetabek.

"Mungkin sudah menjadi tradisi tahunan setiap masuk bulan puasa, hampir semua penduduk menjadi pengrajin kolang kaling musiman, untuk memenuhi pesanan dari berbagai pasar di Cianjur dan Jabodetabek," kata Asep Jaenudi pada wartawan, Minggu.

Untuk memenuhi pesanan tersebut, biasanya para pengrajin melibatkan anggota keluarganya atau warga lainnya dalam memproduksi bahan makanan yang terbuat dari buah aren tersebut.

"Bahkan tidak hanya orang tua, anak usia sekolah pun di kampung ini setiap harinya turut membantu orang tuanya dalam pengolahan sampai pengemasan agar mendapat tambahan uang jajan," katanya.

Proses pembuatan pengrajin masih menggunakan alat sederhana. Buah aren yang sudah dipetik dari pohon selanjutnya direbus hingga matang, setelah matang dikupas dan ditumbuk terlebih dahulu agar terlihat pipih dan teksturnya kenyal.

"Paling sedikit dalam seminggu kami bisa memproduksi dua hingga tiga kuintal kolang-kaling. Kalau lagi ramai bisa mencapai 1 ton, harga kolang kaling saat ini Rp10.000 per kilogram," katanya.

Hal senada terucap dari Lilis (35), pengrajin lainnya. Dia mengatakan, masuknya bulan puasa mendatangkan rejeki untuk warga kampung yang mendapat tambahan pencarian dari menjual kolang-kaling.

"Semuanya bekerja mengolah kolang-kaling, mulai dari mencari bahan, menumbuk sampai proses penjualan. Bulan puasa menjadi berkah tersendiri bagi warga, ketika warga lain sibuk bekerja keluar kota, warga kami sebaliknya," kata Lilis. 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018