Bandung  (Antaranews Jabar) - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) menyatakan berbelasungkawa untuk korban  longsor di Kabupaten Bogor, seraya meminta masyarakat meningkatkan kewaspadaan.

"Pertama kami turut berduka, Pemprov Jabar menyatakan belasungkawa atas musibah longsor di Kampung Maseng, Warung Menteng, Cijeruk, Kabupaten Bogor, yang besar kemungkinan menewaskan lima orang. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun," kata Aher dalam siaran persnya, Rabu.

Menurut dia, Pemprov Jawa Barat bersama Pemkab Bogor saling bahu membahu bersama TNI dan Polri dalam proses evakuasi dan pencarian jasad korban dan hingga kemarin sore, dari prakiraan lima orang, telah ditemukan empat orang.

Aher mengatakan, pemerintah daerah memiliki stok bantuan bencana cukup memadai, baik di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) kabupaten maupun provinsi.

Selain itu, sambung dia, pihaknya bersama Kementerian Sosial akan memberikan uang kerohiman maupun menyelesaikan pengurusan jenazah korban meninggal akibat tertimbun longsor.

Kemudian bagi korban selamat, pihaknya menyediakan medis dan psikolog yang diperuntukkan memulihkan rasa trauma atau psikologi para korban.

"Dalam mengantisipasi peristiwa serupa tidak menimbulkan korban jiwa, kami sudah mitigasi bencana, bahwa wilayah Bogor itu 90 persen-nya rawan bencana," kata dia.

"Maka itu, kewajiban kita terus memberikan kesadaran bahwa kita itu tinggal di daerah rawan bencana. Tinggal di daerah vulkanis muda, ditambah curah hujan tinggi, jadi harus waspada terutama yang bermukim di lahan kritis," ujar dia.

Tak hanya itu, pihaknya juga akan menegakkan aturan secara tegas jika masih banyak masyarakat yang nekat membangun pemukiman di dataran tinggi atau tebingan rawan longsor seperti di Bogor.

"Pemerintah harus tegas menegakkan aturan terkait daerah-daerah yang rawan bencana, khususnya tebing atau dataran tinggi itu tidak boleh dibangun, apalagi sampai dijadikan pemukiman," katanya.

Aher menyarankan, masyarakat yang ingin membangun rumah sebaiknya mengikuti ilmu teknik sipil dengan tujuan  agar bangunan kokoh dan dapat memperhitungkan lokasi yang baik untuk pembangunan rumah.

"Bangunan itu perlu IMB, kalau ada IMB, pasti ada koreksi apakah memenuhi syarat atau belum," ujarnya.

Sementara itu, dalam kunjungannya ke titik longsor di jalan nasional Puncak, pada Selasa (6/2), Gubernur Aher sudah menyepakati para pihak seperti BNPB Pusat, Kementerian Perhubungan yang diwakili Dirjen Perhubungan Darat, Kementerian Perumahan Umum Perumahan Rakyat dan Kepolisian Daerah Jabar, untuk mengalihkan sementara arus pada jalan nasional Puncak tersebut.

Jalur akan dialihkan melalui Sukabumi, yang mana pengalihan telah diantisipasi di sepanjang jalur utara Sukabumi-Bogor terutama di titik rawan kemacetan seperti di pasar yakni Cicurug, Parungkuda, dan Cibadak.  

Pewarta: Ajat Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2018