Antarajabar.com - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, yang sudah mendeklarasikan akan maju dalam pemilihan Gubernur Jabar 2018,  mengatakan pelaku industri harus melakukan inovasi baru, begitu juga para pelaku usaha genteng Jatiwangi yang mulai tersisih.

"Pengusaha harus bisa inovasi, misalnya dengan memproduksi terakota seperti di Bali, karena produk tersebut bisa meningkatkan nilai tambah sebab bisa dipakai untuk menghias dinding atau lantai," kata Emil saat melakukan kunjungan di Majalengka, Sabtu.

Menurut dia, bahan dasar yang dipakai untuk genteng dan terakota sama, yakni dari tanah liat, tapi terakota bisa meningkatkan nilai tambah.

Emil mengatakan jika pelaku usaha genteng mau berinovasi memproduksi terakota, maka dia dengan senang hati akan membantu mengirimkan tim untuk merebut kembali masa kejayaan genteng Jatiwangi.

"Saya akan bawa tim untuk mengajari para perajin genteng untuk memproduksi terakota ke sini, ide gagasan yang inovatif diharapkan dapat membawa kesejahteraan bagi para perajin," ujarnya.

Industri kejayaan genteng Jatiwangi terjadi pada era 90-an hingga tahun 2000. Namun menyusut, dengan tumbuhnya produk lain untuk atap, seperti genteng spandex, asbes dan cor-coran.

Industri genteng di Jatiwangi, pertama kali dipelopori oleh H. Umar Bin Ma`ruf untuk atap Masjid di Dusun Cikarokrok, Majalengka pada 1905.

Sementara itu pengusaha genteng Jatiwangi, Ila menambahkan kondisi para pengusaha sekarang tidak menguntungkan, karena banyak persaingan dan produk mereka mulai tersisihkan, dengan kondisi itu sebenarnya para pelaku usaha genteng ingin tutup, karena bahan baku yang terus naik harganya.

"Selain itu juga disulitkan dengan mencari perajin dan kurangnya keberpihakan dari pemerintah, menjadi alasan kami ingin menutup usaha," katanya.

Menurutnya pabrik genteng (Jebor) saat ini tinggal mempertahankan pabrik warisan dari orang tua, saat ini pabrik genteng di Jatiwangi Majalengka tersisa 150 jebor, padahal pada tahun 1992, jumlah pabrik genteng mencapai 630 jebor.

"Ini diakibatkan pasar yang lesu dan sebagian besar dari mereka akhirnya gulung tikar," tuturnya. 

Pewarta: Khairul Izan

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017