Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, Jawa Barat melibatkan peran anak muda dari kalangan mahasiswa dan berbagai perguruan tinggi di Garut untuk turun langsung secara aktif membantu mengatasi berbagai masalah rumit yang terjadi di Garut, sebagai upaya membangun daerah menjadi lebih baik.
"Kami minta bantuan sama anak-anak mahasiswa, karena saya yakin sekali, saya tahu mahasiswa hebat, canggih, punya tanggung jawab, punya idealisme, dan punya keinginan," kata Bupati Garut Abdusy Syakur Amin saat pertemuan dengan Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas se-Kabupaten Garut di Pamengkang, Garut, Selasa.
Ia menuturkan Kabupaten Garut memiliki banyak persoalan yang tentunya perlu diselesaikan bersama, tidak hanya oleh aparatur pemerintah, melainkan juga semua elemen masyarakat, termasuk mahasiswa maupun akademisi.
Program yang saat ini siap direalisasikan, kata dia, yakni Kuliah Kerja Nyata (KKN) Gotong Royong Akademisi Bersinergi dan Berinovasi (Gradasi) yang melibatkan 225 mahasiswa untuk turun langsung ke masyarakat.
"Pemerintah juga punya keterbatasan, saya bilang sama teman-teman, kemarin juga kami baru memutuskan penetapan 225 mahasiswa yang akan kita lepas untuk KKN Gradasi," katanya.
Ia menyampaikan saat ini sudah selesai menyusun Rancangan Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Garut 2025-2029 sebagai dokumen awal untuk didiskusikan lebih lanjut dengan mahasiswa.
Upaya membangun daerah Garut itu, kata Bupati, salah satunya perlu peran mahasiswa dengan memberikan perspektif atau gagasan yang memiliki nilai idealisme, terbaru, dan tanggung jawab, sekaligus bagian belajar menjadi generasi penerus pemimpin di masa akan datang.
"Kita tidak boleh memandang hanya dari perspektif kita saja, tetapi ada di RPJMD, saya juga ingin masukan dari adik-adik semua, seperti apa melihat masalahnya, ujungnya nanti kita cari solusi," katanya.
Ia menyebutkan salah satu persoalan yang saat ini menjadi perhatian pemerintah daerah terkait tingginya angka perceraian yang berdasarkan laporan adanya gugatan cerai di Garut mencapai 6.000 kasus sampai September 2025.
Menurut Bupati persoalan itu tidak seharusnya terjadi, sehingga perlu dicari inti persoalannya, kemudian menjadi kajian bersama yang akhirnya gugatan cerai bisa dicegah.
"Permasalahan ini satu demi satu kita selesaikan, tapi karena permasalahannya banyak, jangan heran segala macam ada," katanya.
Editor : Yuniardi Ferdinan
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025