Antarajabar.com - Presiden Direktur Bank Nusantara Parahyangan Tbk (BNP) Hideki Nakamura menilai rencana redenominasi atau penyederhanaan nilai mata uang rupiah bisa lebih mengefisienkan transaksi keuangan perbankan.

"Sebagai pelaku perbankan mungkin dari sisi administrasi, kami selalu berhati-hati angka-angkanya karena angka yang besar menyulitkan tapi kalau dipotong tiga digit itu bisa lebih efisien," kata Hideki Nakamura, di Bandung, Rabu.

Ia mengatakan pemerintah harus lebih gencar melakukan sosialiasi tentang redenominasi kepada seluruh lapisan masyarakat, khususnya untuk pelaku usaha mikro karena diperkirakan mereka akan sedikit kesulitan saat rencana ini telah resmi ditetapkan.

"Mungkin pada segmen mikro seperti pelaku usaha kuliner ini sedikit masalah karena saat harus bertransaksi, `mau bayar berapa, misalnya delapan ribu`, tapi setelah redemoninasi jadi delapan rupiah. Itu kalau di segmen mikro," ujar Nakamura.

BNP sendiri, kata dia, siap membantu pemerintah untuk menyukseskan program redenominasi tersebut apabila telah resmi ditetapkan.

Menurut dia, agar program redenominasi ini berlangsung optimal pihaknya menyarankan ada masa transansisi selama beberapa tahun untuk mengevaluasi keberhasilan penerapan program ini.

"Biar masyarakat paham, dampak positif redenominasi ini saya kira akan besar dalam sektor keuangan di Indonesia, karena lebih efisien dan rasio kesalahan penyusunan keuangan lebih bisa dikurangi. Cuma tantangan buat rakyat kecil lah," kata dia.

"Contoh lagi kalau mau pakai toilet umum biasanya kita bayar dua ribu rupiah terus setelah redenominasi harus seperti apa, atau kita biasa ngasih `pak Ogah` uang recehan itu juga bagaimana, harus memikirkan langkah-langkah selama transisi," ujar dia lagi.

Redenominasi rupiah merupakan penyederhanaan pecahan mata uang rupiah menjadi pecahan yang lebih sedikit, tanpa mengurangi nilainya.

Misalnya Rp13.000, setelah diredenominasi akan menjadi Rp13. Namun, redenominasi juga akan diiringi dengan penyederhanaan jumlah digit pada harga barang dan jasa, sehingga tidak menekan daya beli masyarakat.

Pewarta:

Editor : Ajat Sudrajat


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017