Antarajabar.com - Sempat gagal menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Cianjur, Jawa Barat, suskses membangun usaha jamur tiram untuk memenuhi kebutuhan pasar tradisional di sejumlah wilayah Cianjur.
        
Meskipun sempat merasakan pahit manisnya sebagai buruh migran Aidah Susilawati (44) mantan TKW asal Kampung Sukamaju,
Desa Cikondang, Kecamatan Bojongpicung, akhirnya memilih mengembangkan usaha jamur tiram yang lebih menjajikan dan membentuk kelompok.
        
"Kata orang jadi TKW itu menjanjikan, malah sebaliknya yang saya dapatkan. Saya mendapat perlakuan yang tidak manusiawi, ditambah upah yang tidak dibayarkan, dari pengalaman tersebut, saya memutuskan untuk kembali ke tanah air tanpa hasil," katanya di Cianjur, Jumat.
        
Selang beberapa saat berada di kampung halaman, ibu dua ornag anak itu, mencoba membuka usaha jamur tiram yang dipelajarinya secara otodidak. Setiap hari dia dapat menghasilkan enam sapai sepuluh kilogram jamur tiram yang sudah ditampung pembeli dari sejumlah pasar di wilayah tersebut.
        
"Setiap harinya pengepul datang untuk membeli jamur dengan harga Rp 6 ribu perkilogram. Pengepul tersebut datang dari Pasar Ciranjang dan pasar lain di Cianjur," katanya.
        
Saat ini usaha jamur tiram tersebut sudah cukup berkembang, dengan jumlah kelompok yang beranggotakan mantan TKW. Pihaknya mendapat pembinaan dari Serikat Buruh Migran Indonesia.  
   
"Soal pemasaran tidak begitu sulit karena setiap hari pedagang pasar selalu datang. Meskipun sempat merugi  karena jamur tiram gagal tumbuh setelah membeli bahan dengan modal yang tidak sedikit," katanya.
        
Namun bersama dengan kelompok yang sebagian besar ibu rumah tangga itu, terus mencoba mengembangkan agar lebih banyak jamur yang dihasilkan. Untuk satu kali modal penanaman jamur, dibutuhkan biaya Rp 500 ribu, setelah satu bulan jamur mulai dapat dipanen.
        
"Satu kali penanaman bibit jamur dapat bertahan selama tiga bulan. Setelah tiga bulan serbuk gergaji dan bahan lainnya dibuang lalu dibuat kembali baru. Hasil panen jamur setiap harinya, dapat kami sisihkan untuk kebutuhan rumah tangga dan sedikit menabung untuk biaya anak sekolah," katanya.
    

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017