Sejumlah petani di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat mengaku bersyukur karena kini penebusan pupuk bersubsidi menjadi lebih mudah hanya dengan menunjukkan KTP tanpa proses berbelit.

"Penebusannya sekarang mudah, hanya KTP saja. Cepat, nggak ngantri. Jadi kami datang kemudian dibuka e-RDKK (elektronik rencana definitif kebutuhan kelompok)-nya sesuaikan jatah kami," kata Yoyon (51), salah satu petani asal Desa Cengkuang, Kecamatan Palimanan, Cirebon, Kamis.

Yoyon yang juga Ketua Kelompok Tani Sri Rahayu di Desa Cengkuang mengaku sebelumnya ia sempat mengalami keterlambatan distribusi pupuk pada masa tanam pertama sehingga terpaksa membeli pupuk non-subsidi dengan harga jauh lebih mahal hingga mencapai Rp1,2 juta per kuintal.

Ia menyebut, jika menggunakan pupuk subsidi seperti NPK dan Urea, ia hanya mengeluarkan biaya sekitar Rp725.000 untuk kebutuhan selama masa tanam pertama.

Selain murah, proses penebusan di kios juga sangat cepat karena petani tinggal datang, menyerahkan KTP, diverifikasi melalui e-RDKK, lalu langsung membawa pulang pupuk sesuai jatah kelompok tani.

Rojai (50), petani sekaligus Ketua Gabungan Kelompok Tani Makmur di Desa Tegalkarang, Kecamatan Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Kamis (7/8/2025). ANTARA/Harianto

Senada, Rojai (50), petani sekaligus Ketua Gabungan Kelompok Tani Makmur di Desa Tegalkarang, Cirebon, mengaku kini penebusan pupuk bersubsidi menjadi jauh lebih mudah dibandingkan sebelumnya yang penuh kerumitan administratif.

Dia menuturkan, sebelumnya para petani harus menggunakan kartu tani yang sering menyulitkan karena banyak petani lansia kesulitan mengingat PIN, kehilangan kartu, bahkan harus kembali ke bank untuk aktivasi ulang.

Kini proses pengajuan pupuk hanya perlu pendaftaran awal dengan KTP lalu penyuluh pertanian akan menginput data petani yang kemudian digunakan untuk penebusan pupuk di kios resmi.

Menurut Rojai, kebijakan baru ini sangat membantu karena cukup membawa KTP saat pengambilan pupuk, tanpa perlu kartu tani atau proses administrasi yang menyita waktu dan tenaga.


"Sebelumnya melalui kartu tani, itu banyak masalah, namanya petani sudah tua, SDM-nya seperti apa, PIN-nya lupa, kartunya hilang, nggak bisa ditebus. Nah, sekarang dipermudah, yang penting mendaftarkan ke ketua kelompok masing-masing, nanti di-input oleh PPL (penyuluh pertanian lapangan), pengambilan cuma bawa KTP," kata Rojai.

Ia menyebut banyak petani yang sebelumnya gagal mendapatkan pupuk, namun kini bisa lebih mudah mengakses karena pendataan dan distribusi telah disederhanakan oleh pemerintah.

"Dan itu cepat, langsung. Jadi, yang penting sudah terdaftar. Nanti di kios (pupuk bersubsidi) sudah ada data dan jumlah pupuknya. Bawa KTP, sudah langsung dapat pupuk. Prosesnya dulu yang susah itu administrasi," ujarnya.

Rojai mengaku mewakili petani lainnya menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman atas adanya kemudahan dalam mengakses pupuk subsidi.

Dia berharap pelayanan terhadap petani terus ditingkatkan demi mendukung ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan.

Sebelumnya, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan skema titik serah pupuk bersubsidi membuat distribusinya menjadi lebih akuntabel dan tepat sasaran.

Upaya tersebut dilakukan pemerintah melalui terbitnya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 6 Tahun 2025 tentang Penyaluran Pupuk Bersubsidi untuk Sektor Pertanian.

"Perpres ini menunjukkan negara hadir. Pupuk harus sampai langsung ke tangan petani, tanpa kebocoran. Sistemnya kini lebih tegas, lebih terukur," kata Mentan Amran dalam keterangannya di Jakarta, Senin (4/8).

Penebusan pupuk subsidi tetap menggunakan acuan data e-RDKK.Petani yang namanya terdaftar dalam e-RDKK bisa menebus pupuk di titik serah atau kios resmi dengan menunjukkan KTP atau kartu tani.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Petani Cirebon bersyukur tebus pupuk subsidi cukup pakai KTP

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025