Antarajabar.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, menyatakan untuk wilayah Cirebon akan memasuki musim kemarau pada awal sampai dengan pertengahan Mei 2017.
"Sebagian di wilayah Cirebon seperti di Cirebon Kota/Kabupaten, Indramayu dan Majalengka bagian utara diperkirakan sudah akan masuk awal musim kemarau," kata Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Sabtu.
Dia menuturkan meskipun sudah memasuki musim kemarau, namun masih ada hujan yang akan terjadi dengan intensitas rendah.
"Hujan masih ada, namun curah hujannya di bawah 50 mm per bulan," ujarnya.
Sementara itu untuk wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka bagian selatan akan memasuki musim kemarau pada pertengahan sampai akhir bulan Mei ini.
Ketika ditanyakan mengenai fenomena hujan es yang akhir-akhir ini terjadi di Wilayah Jabar khususnya di Bandung, Faa Iziyn mengatakan di wilayah Cirebon juga ada kemungkinan untuk terjadinya hujan es.
Dia mengatakan potensi hujan es itu ketika ada syarat awan hujan berwarna abu kehitam-hitaman atau awan Cumulonimbus.
"Selain itu didukung dengan kondisi jenuh dan lingkungan sekitar kita yang cukup atau tidak panas," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Sebagian di wilayah Cirebon seperti di Cirebon Kota/Kabupaten, Indramayu dan Majalengka bagian utara diperkirakan sudah akan masuk awal musim kemarau," kata Prakirawan Cuaca BMKG Jatiwangi Kabupaten Majalengka, Ahmad Faa Iziyn di Majalengka, Sabtu.
Dia menuturkan meskipun sudah memasuki musim kemarau, namun masih ada hujan yang akan terjadi dengan intensitas rendah.
"Hujan masih ada, namun curah hujannya di bawah 50 mm per bulan," ujarnya.
Sementara itu untuk wilayah Kabupaten Kuningan dan Majalengka bagian selatan akan memasuki musim kemarau pada pertengahan sampai akhir bulan Mei ini.
Ketika ditanyakan mengenai fenomena hujan es yang akhir-akhir ini terjadi di Wilayah Jabar khususnya di Bandung, Faa Iziyn mengatakan di wilayah Cirebon juga ada kemungkinan untuk terjadinya hujan es.
Dia mengatakan potensi hujan es itu ketika ada syarat awan hujan berwarna abu kehitam-hitaman atau awan Cumulonimbus.
"Selain itu didukung dengan kondisi jenuh dan lingkungan sekitar kita yang cukup atau tidak panas," tambahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017