Antarajabar.com - Dewan Pendidikan Cianjur, Jabar, meminta diaktifkan kembali satgas khusus anti tawuran pelajar karena aksi tawuran di Cianjur mulai kembali marak, sehingga satgas akan mengawasi setiap titik yang sering digunakan siswa untuk melakukan tawuran.
        
Ketua Dewan Pendidikan Cianjur, Awaludin, di Cianjur, Senin, mengatakan, satgas tersebut sudah dibentuk sejak tahun lalu, dimana tawuran marak terjadi, namun beberapa waktu terakhir, satgas mulai berhenti berjalan.
        
"Kami akan mengaktifkan kembali, kami akan rumuskan kembali tim yang terlibat, mulai dari pihak sekolah, kepolisian, TNI dan Satpol PP. Dimana satgas anti tawuran akan melakukan patroli di titik rawan tawuran, seperti Jalur Lingkar Timur serta titik rawan lainnya," kata Awaludin.
        
Bahkan tambah dia, tidak hanya patroli satgas, sejumlah guru kesiswaan juga akan ditempatkan di beberapa titik untuk mengawai secara intensif siswanya saat pulang sekolah atau saat melakukan kegiatan diluar sekolah.
        
"Intinya bagaimana mencegah adanya konflik susulan antar siswa, ke depan akan dirumuskan upaya pencegahan lainnya, kemungkinan ada sanksi terhadap sekolah jika tidak dapat mengantisipai siswanya terlibat tawuran," katanya.
        
Kabagops Polres Cianjur, Kompol Hilman, mengatakan, pihaknya telah menyiapkan tim untuk patroli di jalur rawan dan disekitar kedua sekolah yang terlibat dalam kejadian penyabetan hingga menewaskan seorang siswa beberapa waktu lalu.
        
"Sudah ada patroli dari polsek ditambah dari tim Sabhara, fokunya di titik rawan dan di jalur di depan masing-maing sekolah. Kami harap tidak hanya kepolisian, tapi warga dan pemerintah turut andil dalam mengantisipai tawuran di Cianjur," katanya.
        
Sementara Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 1 Cilaku, Redyana, mengatakan, siswa SMKN 1 Cilaku akan dicegah untuk melakukan aksi balasan akibat tewasnya seorang siswa beberapa waktu lalu karena tindakan tersebut hanya akan menimbulkan gejolak yang lebih besar.
        
"Kami sudah imbau tidak ada aksi balasan, seluruh siswa sudah mengerti karena akan berhadapan dengan hukum. Kami jelaskan kalau darah dibayar darah akan semakin banyak korban yang berjatuhan. Bahkan yang melakukan aksi balasan akan dijatuhi sanksi tegas," katanya.

    

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017