Antarajabar.com - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Barat prihatin dengan temuan adanya 12 atlet peraih medali pada PON XIX dan dua atlet Peparnas XV Tahun 2016 Jawa Barat yang dinyatakan positif doping.
"Saya kira adanya atlet peraih medali di PON XIX dan Peparnas XV Tahun 2016 yang dinyatakan positif doping telah menodai semangat sportivitas dalam dunia olahraga di tanah air," kata Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Selasa.
Politisi dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini berharap kedepannya tidak ada lagi atlet-atlet asal Jawa Barat yang menggunakan doping untuk meraih prestasi terbaik dalam ajang olahraga.
"Kedepankan semangat sportivitas dan kejujuran dalam olahraga untuk meraih prestasi terbaik. Jangan sampai hasil terbaik itu diraih karena doping," kata dia.
Oleh karena itu, kata Ineu, supaya kasus doping ini tidak terjadi kedepannya maka perlu adanya peningkatan pembinaan kepada atlet, penguatan lembaga anti dopping hingga penandatanganan fakta integritas.
"Saya yakin teman-teman di PB PON dan Peparnas serta pihak lainnya yang terkait sudah berupaya sebaik mungkin tapi pengawasan untuk kedepannya harus diperketat lagi," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 12 atlet Pekan Olahraga Nasional XIX dan dua atlet Pekan Paralimpik Nasional XV Jawa Barat dinyatakan positif menggunakan doping, demikian dikatakan Ketua Umum PON dan Peparnas 2016 Ahmad Heryawan (Aher).
"Setelah mengambil sampel urine dari pemenang medali emas dan perak dan pemecah rekor nasional, dikirim ke National Dope Testing Laboratory, di India, untuk proses analisa lebih lanjut dan diketahui hasilnya ada 12 atlet PON positif doping dan dua atlet Peparnas positif doping," kata Aher dalam jumpa pers, di Gedung Sate Bandung, Senin (9/1).
Ke-12 atlet PON yang positif doping tersebut ialah delapan atlet dari cabang olahraga binaraga, satu atlet berkuda, satu atlet angkat berat, dan dua atlet dari cabang menembak.
"Jika diurutkan dari asal provinsi, rinciannya Jabar empat atlet, Jateng tiga atlet, Bengkulu satu atlet, DIY satu atlet, Bangka Belitung satu atlet, Kalimantan Timur satu atlet dan Kepulauan Riau satu atlet," kata dia.
Sementara itu, lanjut Aher, untuk atlet Peparnas XV yang positif doping yakni satu atlet dari cabang olahraga atletik dari Jawa Barat dan satu atlet dari cabang olahraga tenis meja dari Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017
"Saya kira adanya atlet peraih medali di PON XIX dan Peparnas XV Tahun 2016 yang dinyatakan positif doping telah menodai semangat sportivitas dalam dunia olahraga di tanah air," kata Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Selasa.
Politisi dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini berharap kedepannya tidak ada lagi atlet-atlet asal Jawa Barat yang menggunakan doping untuk meraih prestasi terbaik dalam ajang olahraga.
"Kedepankan semangat sportivitas dan kejujuran dalam olahraga untuk meraih prestasi terbaik. Jangan sampai hasil terbaik itu diraih karena doping," kata dia.
Oleh karena itu, kata Ineu, supaya kasus doping ini tidak terjadi kedepannya maka perlu adanya peningkatan pembinaan kepada atlet, penguatan lembaga anti dopping hingga penandatanganan fakta integritas.
"Saya yakin teman-teman di PB PON dan Peparnas serta pihak lainnya yang terkait sudah berupaya sebaik mungkin tapi pengawasan untuk kedepannya harus diperketat lagi," kata dia.
Sebelumnya, sebanyak 12 atlet Pekan Olahraga Nasional XIX dan dua atlet Pekan Paralimpik Nasional XV Jawa Barat dinyatakan positif menggunakan doping, demikian dikatakan Ketua Umum PON dan Peparnas 2016 Ahmad Heryawan (Aher).
"Setelah mengambil sampel urine dari pemenang medali emas dan perak dan pemecah rekor nasional, dikirim ke National Dope Testing Laboratory, di India, untuk proses analisa lebih lanjut dan diketahui hasilnya ada 12 atlet PON positif doping dan dua atlet Peparnas positif doping," kata Aher dalam jumpa pers, di Gedung Sate Bandung, Senin (9/1).
Ke-12 atlet PON yang positif doping tersebut ialah delapan atlet dari cabang olahraga binaraga, satu atlet berkuda, satu atlet angkat berat, dan dua atlet dari cabang menembak.
"Jika diurutkan dari asal provinsi, rinciannya Jabar empat atlet, Jateng tiga atlet, Bengkulu satu atlet, DIY satu atlet, Bangka Belitung satu atlet, Kalimantan Timur satu atlet dan Kepulauan Riau satu atlet," kata dia.
Sementara itu, lanjut Aher, untuk atlet Peparnas XV yang positif doping yakni satu atlet dari cabang olahraga atletik dari Jawa Barat dan satu atlet dari cabang olahraga tenis meja dari Maluku.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2017