Antarajabar.com - RSUD Pagelaran, Cianjur, Jawa Barat, menunggu suntikan dana dari Corporation Social Responsibitily (CSR) PT PLN Persero, untuk membangun fisik RSUD hingga 100 persen tahun depan.
        
Direktur Utama RSUD Pagelaran, Neneng Efa Fatimah pada wartawan di Cianjur, Kamis, mengatakan melalui dana CSR tersebut, pihaknya akan mendapat tambahan dana pembangunan hingga Rp30 miliar, di mana dana tersebut dinilai cukup untuk membangun beberapa bangunan yang masih belum terealisasi.
        
"Sisa bangunan yang belum ada seperti 3 gedung rawat inap, masjid, instalasi gizi, instalasi jenazah, tempat olahraga dan mes pegawai. Kalau dana tersebut cair tahun depan cukup untuk membangun RSUD secara fisik hingga 100 persen," katanya.
        
Dia menuturkan, setelah tiga gedung rawat inap dibangun, RSUD Pagelaran mampu menampung 250 pasien, di mana saat ini hanya bisa menapung 67 pasien. "Sekarang baru 30 persennya, tahun depan rencana akan ditambah 70 kasur, sehingga daya tapung dapat meningkat, sesuai target meningkatnya akreditasi dari pratama ke kelas D," katanya.
        
Bahkan tahun depan pihaknya akan menarik dana bantuan dari Pemprop Jabar, dimana rumah sakit termuda di Cianjur itu, telah mendapat kunjungan dari Dinkes Jabar. Kunjungan tersebut ungkap dia, sekaligus sebagai penilaian yang akan menjadi salah satu upaya untuk mencari tambahan dana.
        
"Ketika menambah fisik dan pelayanan, tentu harus ada penambahan alat kesehatan dan tenaga. Untuk itu kami mengharapkan dana dari CSR, anggaran daerah termasuk didukung dari Pemprop Jabar dan pusat," katanya.
        
Dia menambahkan, jika seluruh perencanaan pembangunan rampung, maka RSUD Pagelaran sudah setara dengan ruma¿h sakit kelas B. "Dengan fasilitas ruangan, alkes dan tenaga kesehatan, tentu akan setara kelas B. Meskipun kami menargetkan tahun depan untuk kelas D, kemudian segera naik ke kelas C," katanya.
        
Menurut dia, untuk mendukung adanya pembangunan fisik, dokter spesialis khususnya spesialis penyakit dalam akan ditambah karena di wilayah Cianjur selatan, mayoritas warga terkena penyakit dalam."Tidak penyakit dalam yang ekstrem, namun rata-rata penyakit kulit dan beberapa penyakit lain yang masuk dalam kategori kepenyakit dalam," katanya.
        
Bahkan tahun depan pihaknya juga akan meningkatkan kesejahteraan dokter dan perawat dengan menetapkan standar pembakuan upah untuk tenaga kesehatan di wilayah terpencil atau wilayah yang kurang diminati. "Kami sudah koordinasi dengan Dinkes Jabar, standar pembakuan memang harus ada, diatur melalui perbup, ini akan dilakukan tahun depan," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016