Antarajabar.com - Petugas pemadam kebakaran Cianjur, Jawa Barat masih kekurangan pakaian keamanan seperti baju tahan panas walaupun ada kualitasnya tidak sesuai kebutuhan, akibatnya keselamataan petugas menjadi taruhan saat beroperasi memadamkan kobaran api dari kejadiaan bencana kebakaran di daerah itu.

Komandan Pos 1 Damkar Cianjur, Aan Salwan pada wartawan, Minggu, mengatakan seragam tahan panas yang ada bukan dari pengadaan tersendiri, tapi asal dari seragam milik dinas pemadam kebakaran daerah lain.

"Karena sering ikut pelatihan, anggota itu dapat baju seragam tahan panas, sebagian lagi pemberian orang ke orang, karena melihat Cianjur tidak memiliki baju tahan panas," katanya.

Beberapa waktu lalu, pihaknya mendapatkan seragam operasional Pemerintah Kabupaten Cianjur, namun pakaian tersebut bukan yang dibutuhkan petugas pemadam kebakaran atau "fire fighter", tapi seragam itu untuk tindakan evakuasi korban.

"Baju tersebut untuk petugas evakuasi, bukan untuk petugas pemadam api. Baju tersebut tidak terpakai karena di Cianjur belum memiliki 'fire rescue'. Seharusnya ada koordinasi sebelum membeli baju tersebut karena tidak terpakai ketika memadamkan api," katanya.

Bahkan tutur dia, baju tahan api yang diberikan untuk masing-masing pos tidak dilengkapi dengan 'self contained breathing apparatus' (SCBA) atau alat bantu pernapasan, alat tersebut penting saat akan menggunakan pakaian tahan api.

"Harusnya beli sepaket karena kalau pakai baju tahan api tidak ada rongga untuk bernapas, sehingga harus pakai Breathing apparatus. Kalau tidak pakai, sama saja memberikan perlengkapan keamanan untuk mendekati kematian, sebab tidak ada udara masuk," katanya.

Akibat tidak adanya perlengkapan tambahan, ungkap dia pihaknya menggunakan baju tahan api seperti digunakan untuk tugas membabad sarang tawon di pemukiman warga yang telah meresahkan, dimana pakaian tersebut dimodifikasi dibagian wajah agar dapat bernafas.

Dia menambahkan tidak adanya perlengkapan keselamatan, petugas Pemadam Kebakaran Cianjur juga terjadi pada kekurangan selang air, layaknya satu unit mobil memiliki 10 selang, kini tersedia lima selang per mobil.

"Meskipun hanya lima selang kondisinya sudah tidak layak kkarena banyak yang bocor," katanya.

Dia berharap dalam Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang baru termasuk pejabatnya, mengupayakan pengadaan fasilitas yang layak, agar petugas dapat bekerja dengan aman dan nyaman, sehingga tidak menjadi korban saat memadamkan api.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016