Antarajabar.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat akan melaksanakan panen untuk pertama kalinya dari komoditas Padi Ratun yakni padi yang bisa tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang atau panen yang masa panennya bisa dilakukan hingga tiga kali pada awal tahun 2017.
"Kita sedang mengembangkan Padi Ratun atau padi yang sekali ditanam bisa tiga kali panen berturut-turut. Insya Allah bulan Januari atau Februari 2017 nanti, kita akan panen padi ratun untuk yang pertama kalinya di daerah Cianjur," kata Plt Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Denny Djuanda, di Bandung, Kamis.
Ditemui usai menghadiri acara Peresmian dan Pemberian Penghargaan pada Kolokium BP3IPTEK Provinsi Jabar tahun 2016 di Hotel Horison Bandung, ia mengatakan ada tiga daerah di Provinsi Jawa Barat yang dijadikan sebagai lokasi uji coba penanaman Padi Ratun yakni di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur.
"Jadi pada panen pertama nanti di Cihea, Cianjur, misalnya sekali nanam per hektarenya enam ton (hasil panen). Nah panen berkurang dari panen pertama dan panen ketiga jumlahnya berkurang dari panen ketiga," kata dia.
Menurut dia, Pemprov Jawa Barat melalui uji coba penanaman Padi Ratun di Kabupaten Cianjur di atas lahan dengan luas sekitar dua hektare.
"Kita menanam Padi Ratun sekitar bulan November 2016 kemarin, panen kan biasanya sekitar tiga bulanan. Kualitas padi ini sama dengan padi biasa, hanya produktivitasnya saja yang berbeda," kata dia.
Menurut dia, selain meningkatkan indeks panen, Padi Ratun juga memiliki keunggulan lainnya seperti petani tidak perlu lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah.
"Pengembangan Padi Ratun ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk menjadi seorang petani. Karena sebelumnya Menteri Pertanian bilang ada 5 juta orang yang berhenti menjadi petani. Ini menandakan pertanian kurang diminati," kata dia.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, kata dia, juga mendorong Badan Penelitian Pengembangan dan Penetapan Iptek atau BP3IPTEK Jawa Barat untuk lebih aktif melakukan penelitian dan pengembangan Padi Ratun agar bisa segera diimplementasikan di Provinsi Jawa Barat.
"Memang seharusnya BP3IPTEK bisa mencari solusi cepat. Pokoknya kita mendorong agar bisa cepat mengembangkan varietas Padi Ratun ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Kita sedang mengembangkan Padi Ratun atau padi yang sekali ditanam bisa tiga kali panen berturut-turut. Insya Allah bulan Januari atau Februari 2017 nanti, kita akan panen padi ratun untuk yang pertama kalinya di daerah Cianjur," kata Plt Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat Denny Djuanda, di Bandung, Kamis.
Ditemui usai menghadiri acara Peresmian dan Pemberian Penghargaan pada Kolokium BP3IPTEK Provinsi Jabar tahun 2016 di Hotel Horison Bandung, ia mengatakan ada tiga daerah di Provinsi Jawa Barat yang dijadikan sebagai lokasi uji coba penanaman Padi Ratun yakni di Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Karawang dan Kabupaten Cianjur.
"Jadi pada panen pertama nanti di Cihea, Cianjur, misalnya sekali nanam per hektarenya enam ton (hasil panen). Nah panen berkurang dari panen pertama dan panen ketiga jumlahnya berkurang dari panen ketiga," kata dia.
Menurut dia, Pemprov Jawa Barat melalui uji coba penanaman Padi Ratun di Kabupaten Cianjur di atas lahan dengan luas sekitar dua hektare.
"Kita menanam Padi Ratun sekitar bulan November 2016 kemarin, panen kan biasanya sekitar tiga bulanan. Kualitas padi ini sama dengan padi biasa, hanya produktivitasnya saja yang berbeda," kata dia.
Menurut dia, selain meningkatkan indeks panen, Padi Ratun juga memiliki keunggulan lainnya seperti petani tidak perlu lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek biaya produksi lebih rendah karena penghematan pada biaya pengolahan tanah.
"Pengembangan Padi Ratun ini diharapkan mampu menumbuhkan kembali minat masyarakat untuk menjadi seorang petani. Karena sebelumnya Menteri Pertanian bilang ada 5 juta orang yang berhenti menjadi petani. Ini menandakan pertanian kurang diminati," kata dia.
Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Jawa Barat, kata dia, juga mendorong Badan Penelitian Pengembangan dan Penetapan Iptek atau BP3IPTEK Jawa Barat untuk lebih aktif melakukan penelitian dan pengembangan Padi Ratun agar bisa segera diimplementasikan di Provinsi Jawa Barat.
"Memang seharusnya BP3IPTEK bisa mencari solusi cepat. Pokoknya kita mendorong agar bisa cepat mengembangkan varietas Padi Ratun ini," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016