Antarajabar.com - Film pendek "Permainan Naluri" menjadi yang terbaik pada Moviestival II tahun 2016 pada malam anugerah yang digelar di Graha Wahana Pos Indonesia di Kota Bandung, Kamis (27/10) malam.
       
"Peserta ajang kreasi film pendek Moviestival 2016 diikuti 167 film, dan pemenang dibagi ke dalam tiga kategori yakni film terbaik, cerita terbaik dan terfavorit," kata Ketua Panitia Moviestival 2016 Tendi Tardiana.
        
Ajang apresiasi film pendek itu digelar Komunitas Film Pendek Indonesia (KFPI) bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Penilaian dilakukan sejak Juni 2016 hingga Oktober 2016 olth tim juri yang terdiri dari praktisi perfilman Asaf Antariksa, Viva Westi, Adhitya Gumay, Eddy D Iskandar dan Tubagus Deddy.
        
"Ada 14 nomine yang kami undang ke malam anugerah ini. Peserta tahun ini menunjukkan respon yang luar biasa dan datang dari seluruh Indonesia," kata Teddy.
       
Selain film Permainan Naluri karya M Ainul Chamdi dari Kerabat Creative Sidoarjo yang meraih kategori terbaik, dua film lainnya mendapatkan posisi terbaik yakni "Mencari Imam" dari Soca Film/Interakta ITB menyabet ide cerita terbaik sedngkan fil, "Jika Salah Karena Aku Berbeda" dari The Prossesor Studio Sidoarjo menjadi film terfavorit.
       
"Persaingan dalam berkreasi menyajikan film pendek semakin  hari kian ketat, karena selain wawasan membuat film pendek yang semakin dikenal banyak  insan sineas film pendek dans secara kuantitas pembuat film pendek semakin banyak," katanya.
       
Ia mengapresiasi PT Pos Indonesia yang telah memfasilitasi kreasi anak bangsa itu sehingga memberi ruang pada sektor yang sangat dibutuhkan oleh generasi muda, khususnya sineas muda.
       
Sementara itu Sekretaris Perusahaan Pos Indonesia Amrizal menyebutkan, ajang Moviestival itu sudah berlangsung untuk tahun ke dua, dan akan menjadi agenda rutin karena peserta dan peminatnya kian banyak.
       
"Kami hanya mensuport saja, memberikan ruang kreasi bagi para pembuat film pendek untuk mendapatkan ajang untuk menyalurkan hasil karyanya," kata Amrizal.
       
Selain jumlahnya meningkat, juga dari sisi sebaran peserta semakin banyak sineas dari berbagai kota di Indonesia mulai dari Aceh sampai ke Papua dengan tema dan kreasi sinema yang kian inovatif.
       
Kehadiran moviestival dilatarbelakangi banyaknya sineas muda amatir yang kreatif menyuarakan keadaan lingkungan, kritik sosial bahkan branding produk yang baik dalam bentuk karya visual namun sebelumnya tidak ada saluran untuk menghimpun potensi mereka.
       
"Moviestival hadir untuk mewadahi mereka, sehingga bakat mereka tetap terjaga dan sebagai awal untuk melangkah ke film layar lebar atau sinetron," katanya.
       
Sementara itu sineas muda Adithya Gumay melihat karya mereka cukup variatif dan inovatif dengan ide dan gagasan yang sarat dengan pesan berbobot.
       
"Ajang ini bukan untuk menang kalah, tapi untuk ajang silaturahim untuk melangkah ke jenjang yang lebih besar. Saya hadir dan tertarik untuk bekerja sama dengan mereka," kata AdhityaG Gumay menambahkan.
    

    

Pewarta: Syarif

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016