Antarajabar.com - Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (Disnakanlut) Cianjur, Jawa Barat, terpaksa meracun 1.000  kera dan anjing liar untuk mengantisipasi penyebaran rabies di wilayah tersebut karena warga yang digigit hewan rabies meningkat dibandingkan tahun lalu.
        
Kepala Seksi Bina Kesehatan Ikan dan Hewan Disnakanlut Cianjur, Agung Rianto di Cianjur, Senin, mengatakan, sepanjang tahun 2016, pihaknya menggencarkan pemusnahan hewan yang terjangkit rabies karena tahun lalu rabies menelan korban jiwa.
        
"Tahun lalu 13 orang digigit hewan penular rabies, tiga orang di antaranya meninggal. Tahun ini dari Januari sampai Oktober ada 20 orang yang digigit sehingga kami gencarkan penanganan rabies di sejumlah wilayah," katanya.
        
Dia menjelaskan, untuk menangani rabies dapat dilakukan dengan dua cara, vaksinasi dan eliminasi atau meracun hewan penular rabies. Dari kedua cara tersebut eliminasi dinilai lebih efektif, meskipun kerap berbenturan dengan aktivis yang peduli terhadap hewan.
        
"Di satu sisi memang hewan perlu dilindungi dan diperlakukan secara baik, tapi di sisi lain hewan yang terkena rabies mengancam keselamatan warga," katanya.
        
Kebanyakan hewan penular rabies tidak ada pemiliknya alias liar. "Akibatnya ketika mengigit, tidak ada pihak yang mau bertanggung jawab," katanya.
        
Meskipun tanpa diberi racun hewan penular rabies akan mati seiring waktu, namun dalam jangka waktu tersebut banyak kemungkinan, termasuk hewan mengigit warga sehingga perlu diantisipasi.
        
Dinas telah berkoordinasi dengan kabupaten/kota lain dalam menangani hewan penular rabies, namun letak geografis kerap menghambat upaya tersebut.
        
"Koordinasi sudah kami lakukan dengan berbagai pihak namun daerah pelosok seperti Naringgul, Takokak dan Pasirkuda yang berbatasan dengan Bandung sulit dijangkau," katanya.
       
Ditambah keterbatasan petugas menjadi kendala tidak maksimalnya penanganan rabies di Cianjur. "Tapi kami targetkan 2018 Cianjur bebas rabies," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016