Antarajabar.com - Menteri Pariwisata Arief Yahya menginginkan Institut Teknologi Bandung menjadi pusat kajian pariwisata halal di Indonesia sebagai bagian dari optimalisasi pendidikan sumber daya manusia terkait pengembangan wisata halal.

"Dan nanti ITB-lah yang bertanggung jawab bersama-sama mendidik SDM-SDM kita untuk wisata halal. Di sini kulinernya ada, desain ada, kosmetik juga ada di ITB," kata Arief Yahya, usai menjadi pembicara utama pada Seminar Internasional Pariwisata Halal, di Aula Barat Kampus ITB Kota Bandung, Kamis.

"Karena kita negara muslim terbesar maka kita merasa bahwa semuanya sudah halal, ketika kita merasa tidak perlu disertifikasi lalu turis muslim datang ke kita. Semua itu salah," kata dia.

Oleh karena itu, kata Menpar, dibutuhkan sertifikasi pariwisata halal di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan standar internasional.

"Saya bisa buktikan, Thailand bukan negara mayoritas muslim tapi jumlah wisatawan mancanegara muslimnya lebih banyak. Bahkan Singapura yang luas negaranya lebih kecil, jumlah wisman muslinya juga lebih banyak dibandingkan yang datang ke kita," kata dia.

Ia menjelaskan standarisasi untuk pariwisata halal di Indonesia bisa diberlakukan untuk tiga sektor yakni pertama kuliner, kedua fashion dan ketiga ialah kosmetik.

Lebih lanjut ia mengatakan saat ini ada 10 daerah di Indonesia yang bisa dijadikan sebagai ikon pariwisata halal diantara Aceh, Jawa Barat, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Barat.

"Dan tadi seperti yang diutarakan oleh Pak Wagub Jabar bahwa Jawa Barat menyatakan siap menjadi ikon pariwisata halal di Indonesia," katanya. 

Pewarta: Ajats Sudrajat

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016