Antarajabar.com - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari mengatakan keberadaan pos pelayanan terpadu (posyandu) bisa menjadi salah satu cara untuk mencegah terjadinya kasus obesitas pada anak dan balita.
"Menurut saya perlu ada informasi yang jelas terhadap permasalahan seperti ini, sama halnya ketika posyandu, PKK, puskesmas dan dinkes agar masyarakat terhindar dari gizi buruk atau gizi berlebih seperti masalah obesitas inin" kata Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Rabu.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini mengatakan peran keluarga (orang tua) juga memiliki andil penting untuk memantau perkembangan gizi anaknya agar terhindar dari masalah gizi buruk atau gizi berlebih.
"Jadi semua pihak terkait tadi harus memberikan info sejelas mungkin terkait obesitas ini agar bisa terantisipasi sejak dini dan agar penyembuhannya tidak terasa berat," ujar Ineu.
Dirinya juga mengaku prihatin dengan fenomena kasus gizi buruk dan gizi berlebih (obesitas) yang terkadang menyerang keluarga tidak mampu atau berpengasilan ekonomi rendah.
"Melihat hal ini ternyata perlu juga perhatian terhadap masalah obesitas atau gizi buruk karena banyak yang menimpa warga miskin. Seakan mereka juga tidak mengerti bahwa makanan/minuman jajanan banyak juga yang berakibat penyakit," kata dia.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi Arya Permana, bocah asal Kabupaten Karawang yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung karena menderita obesitas ekstrim.
"Prihatin juga karena yang saya baca dari pemberitaan ternyata Arya itu termasuk anak pintar, ranking satu terus namun karena berat badannya itu jadi masalah untuk pendidikannya," ujar dia.
Lebih lanjut ia meminta agar Dinas Kesehatan Jawa Barat dan dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota memiliki data lengkap tentang anak atau balita yang menderita gizi buruk atau gizi lebih agar bisa penanganannya bisa lebih cepat dilakukan.***4***
(U.A066/B/M019/M019) 13-07-2016 08:09:28
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016
"Menurut saya perlu ada informasi yang jelas terhadap permasalahan seperti ini, sama halnya ketika posyandu, PKK, puskesmas dan dinkes agar masyarakat terhindar dari gizi buruk atau gizi berlebih seperti masalah obesitas inin" kata Ineu Purwadewi Sundari, di Bandung, Rabu.
Politisi perempuan dari Fraksi PDIP DPRD Jawa Barat ini mengatakan peran keluarga (orang tua) juga memiliki andil penting untuk memantau perkembangan gizi anaknya agar terhindar dari masalah gizi buruk atau gizi berlebih.
"Jadi semua pihak terkait tadi harus memberikan info sejelas mungkin terkait obesitas ini agar bisa terantisipasi sejak dini dan agar penyembuhannya tidak terasa berat," ujar Ineu.
Dirinya juga mengaku prihatin dengan fenomena kasus gizi buruk dan gizi berlebih (obesitas) yang terkadang menyerang keluarga tidak mampu atau berpengasilan ekonomi rendah.
"Melihat hal ini ternyata perlu juga perhatian terhadap masalah obesitas atau gizi buruk karena banyak yang menimpa warga miskin. Seakan mereka juga tidak mengerti bahwa makanan/minuman jajanan banyak juga yang berakibat penyakit," kata dia.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi Arya Permana, bocah asal Kabupaten Karawang yang saat ini dirawat di Rumah Sakit Umum Pemerintah Hasan Sadikin Bandung karena menderita obesitas ekstrim.
"Prihatin juga karena yang saya baca dari pemberitaan ternyata Arya itu termasuk anak pintar, ranking satu terus namun karena berat badannya itu jadi masalah untuk pendidikannya," ujar dia.
Lebih lanjut ia meminta agar Dinas Kesehatan Jawa Barat dan dinas kesehatan tingkat kabupaten/kota memiliki data lengkap tentang anak atau balita yang menderita gizi buruk atau gizi lebih agar bisa penanganannya bisa lebih cepat dilakukan.***4***
(U.A066/B/M019/M019) 13-07-2016 08:09:28
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016