Antarajabar.com - Kelompok Tani Katata dari Kampung Cinangsi Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung mendapat bantuan mesin "peeling" dan "rain shelter" dari Bank Indonesia.

"Kelompok tani itu memiliki keunggulan dalam penerapaan teknologi tinggi seperti pengairan dengan memanfaatkan teknologi hydra," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Sofyan Nataprawira pada penyerahan bantuan itu di Pangalengan Kabupaten Bandung, Kamis.

Sofyan menyebutkan kegigihan dan kerja keras kelompok itu telah berhasil meraih juara pertama sub sektor holtikultura dalam kegiatan Apresiasi Kinerja Program Pengendalian Inflasi Bank Indonesia yang diikuti oleh beberapa klaster binaan Bank Indonesia dan binaan pemerintah kabupaten/kota dari seluruh indonesia.

Penyerahan bantuan itu dilakukan di  area perkebunan wortel di Desa Margamekar Kecamatan Pangalengan.

Bantuan CSR itu sendiri berupa satu unit mesin peeling dan dua unit rain shelter yang dapat digunakan untuk memaksimalkan kegiatan produksi dan operasional kelompok tersebut.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Soekowardojo mengatakan, pemberian ketiga unit sarana produksi pertanian ini sebagai bentuk keseriusan Bank Indonesia dalam mengembangkan sektor riil di Jawa Barat.

"Terutama untuk komoditas sayuran di Pangalengan Kabupaten Bandung," kata Soekowardojo.

Soekowardojo menjelaskan, sejak tahun 2014 kelompok tani Katata telah menjadi penerima manfaat program klaster Bank Indonesia.

Bekerja sama dengan Universitas Padjajaran, pihaknya telah melakukan pengembangan budidaya dan menghasilkan beberapa varietas yang sebelumnya merupakan komoditas impor seperti tomat beef, tomat cherry dan buncis kenya.

"Saat ini Kelompok Katata sedang mengembangkan wortel varietas baby dan reguler. Kedepan, pengembangan wortel regluer diharapkan dapat menjadi subtitusi wortel sejenis yang sealama ini masih diimpor dari China," katanya.

Dia berharap melalui pembentukan klaster ini, pihaknya dapat membantu para petani untuk bisa memproduksi lebih maksimal lagi serta peningkatan akses pasar.

"Dengan meningkatnya kedua hal itu, diharapkan ketergantungan kita terhadap sayuran impor akan semakin berkutrang dan bahkan Jawa Barat bisa swasembada sayuran," kata Soekowardojo menambahkan.

 

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2016