Pemerintah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, memastikan sebanyak 95 sapi di daerah itu yang sebelumnya terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK), saat ini telah dinyatakan sembuh berkat penanganan dari tim kesehatan hewan setempat.

Juru Bicara Satgas PMK Kabupaten Kuningan Rofiq di Kuningan, Kamis, mengatakan hingga saat ini terdapat 131 kasus PMK yang tersebar di 12 kecamatan di wilayah tersebut.

Ia menyampaikan dari jumlah tersebut, selain yang telah sembuh, terdapat 22 sapi masih dalam perawatan, tiga sapi dilaporkan mati, serta 11 sapi dipotong sebagai langkah pengendalian penyakit.

“Jika dibandingkan dengan tahun 2022, jumlah kasus saat ini jauh lebih kecil. Dulu kasusnya mencapai ribuan, sementara sekarang baru tercatat 131 sapi,” katanya.

Rofiq menjelaskan salah satu faktor penyebaran PMK di Kuningan adalah masuknya sapi dari luar daerah, khususnya dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sebagai upaya pengendalian, kata dia, pemerintah telah melakukan penanganan seperti sosialisasi kepada peternak, penyemprotan disinfektan, serta vaksinasi massal.

“Vaksinasi diprioritaskan untuk sapi potong dan peternak kecil yang memiliki dua hingga tiga sapi, sementara peternakan besar diharapkan dapat melakukan vaksinasi secara mandiri,” ujarnya.

Pemkab Kuningan telah menerima 500 dosis vaksin dari Balai Veteriner Subang pada awal Januari 2025, kemudian ditambah 1.000 dosis dari Pemprov Jabar.

“Kami pun mendapatkan dosis vaksin dari Kementerian Pertanian. Ditargetkan vaksinasi selesai dalam waktu dekat,” ujarnya.

Selain vaksinasi, tambah dia, inovasi pengobatan menggunakan cairan Eco Enzyme juga mulai diterapkan untuk mempercepat penyembuhan luka di mulut sapi.

“Kami bekerja sama dengan komunitas Eco Enzyme dan telah mendapatkan bantuan lima galon cairan untuk digunakan di lapangan. Cairan ini bisa membantu sapi untuk sembuh dari PMK dalam dua hingga tiga hari,” ucap dia.

Pewarta: Fathnur Rohman

Editor : Riza Fahriza


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2025