Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor Jawa Barat mencatat peningkatan status gizi balita seiring menurunnya angka stunting di daerahnya selama tahun 2024.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Agus Fauzi di Cibinong, Jumat, mengungkapkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka stunting Kabupaten Bogor turun sebanyak 1,9 persen.
"Data yang diperoleh adalah data prevalensi status gizi balita terkini pada skala puskesmas, kecamatan, dan desa dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan anak di bawah lima tahun," ungkap Agus.
Menurut dia, data yang dipaparkan pada pertemuan publikasi status gizi balita tingkat Kabupaten Bogor tahun 2024 itu akan memperkuat komitmen Pemkab Bogor dan masyarakat dalam gerakan pencegahan dan penurunan stunting.
Dinkes Kabupaten Bogor melakukan beberapa upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya mengoptimalkan peran para kader pembangunan manusia di desa dan implementasi penggunaan Dana Desa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pengurangan gizi buruk dan perbaikan sanitasi.
“Optimalisasi peran kader pembangunan manusia di desa ini kita lakukan untuk mengidentifikasi cakupan lima paket pelayanan pencegahan stunting bagi sasaran 1.000 hari pertama kehidupan," ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor Susi Rahayu menyebutkan, berdasarkan hitungan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), stunting di Kabupaten Bogor berada di angka 27,4 persen.
Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya menurunkan angka stunting untuk mengejar target angka stunting nasional 2024 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di angka 14 persen.
Beberapa upaya yang dilakukan, yaitu mendirikan Rumah Ceting atau Cegah Stunting di Desa Sukamantri, Tamansari. Rumah Ceting merupakan wujud nyata dari kolaborasi Pemerintah Kabupaten Bogor dengan masyarakat dan pihak swasta dalam percepatan penurunan angka stunting.
Rumah Ceting ini sementara memperhatikan 172 peserta yang terdiri atas 88 balita dan delapan ibu hamil. Mereka diberi makanan bergizi selama 30 hari dengan menu makanan memenuhi standar empat sehat lima sempurna.
Para peserta Rumah Ceting diberi makanan bergizi tiga hari sekali, dengan terus dipantau berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak stunting oleh petugas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinkes Kabupaten Bogor Agus Fauzi di Cibinong, Jumat, mengungkapkan data Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) angka stunting Kabupaten Bogor turun sebanyak 1,9 persen.
"Data yang diperoleh adalah data prevalensi status gizi balita terkini pada skala puskesmas, kecamatan, dan desa dari hasil pengukuran berat badan, tinggi badan anak di bawah lima tahun," ungkap Agus.
Menurut dia, data yang dipaparkan pada pertemuan publikasi status gizi balita tingkat Kabupaten Bogor tahun 2024 itu akan memperkuat komitmen Pemkab Bogor dan masyarakat dalam gerakan pencegahan dan penurunan stunting.
Dinkes Kabupaten Bogor melakukan beberapa upaya percepatan penurunan stunting, salah satunya mengoptimalkan peran para kader pembangunan manusia di desa dan implementasi penggunaan Dana Desa untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, pengurangan gizi buruk dan perbaikan sanitasi.
“Optimalisasi peran kader pembangunan manusia di desa ini kita lakukan untuk mengidentifikasi cakupan lima paket pelayanan pencegahan stunting bagi sasaran 1.000 hari pertama kehidupan," ujarnya.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Bogor Susi Rahayu menyebutkan, berdasarkan hitungan SSGI (Survei Status Gizi Indonesia), stunting di Kabupaten Bogor berada di angka 27,4 persen.
Pemerintah Kabupaten Bogor terus berupaya menurunkan angka stunting untuk mengejar target angka stunting nasional 2024 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) di angka 14 persen.
Beberapa upaya yang dilakukan, yaitu mendirikan Rumah Ceting atau Cegah Stunting di Desa Sukamantri, Tamansari. Rumah Ceting merupakan wujud nyata dari kolaborasi Pemerintah Kabupaten Bogor dengan masyarakat dan pihak swasta dalam percepatan penurunan angka stunting.
Rumah Ceting ini sementara memperhatikan 172 peserta yang terdiri atas 88 balita dan delapan ibu hamil. Mereka diberi makanan bergizi selama 30 hari dengan menu makanan memenuhi standar empat sehat lima sempurna.
Para peserta Rumah Ceting diberi makanan bergizi tiga hari sekali, dengan terus dipantau berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala anak stunting oleh petugas.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024