Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Kabupaten Garut, Jawa Barat melatih warga binaan agar memiliki keterampilan membuat coir side produk anyaman dari serabut kelapa yang bernilai jual ekspor, sehingga nanti bisa memiliki kemandirian yang bermanfaat bagi diri sendiri.

"Kegiatan produktif yang kita laksanakan dengan mitra kita Agri Lestari Nusantara itu pembuatan coir side dari bahan baku limbah serabut kelapa," kata Kepala Lapas Kelas II A Garut Rusdedy usai kegiatan Program Rehabilitasi Pemasyarakatan Tahun Anggaran 2024 di Lapas Kelas IIA Garut, Senin.

Ia menuturkan, program pelatihan keterampilan itu menjadi salah satu kegiatan utama bagi warga binaan di Lapas Garut agar memiliki kemampuan yang bermanfaat bagi diri sendiri.

Selama ini, kata dia, Lapas Garut melibatkan sekitar 200 warga binaan untuk kegiatan keterampilan pembuatan produk kerajinan dari bahan baku serabut kelapa bernilai jual ekspor itu.

"Warga binaan yang terlibat fluktuatif sesuai dengan kondisi warga binaan, jadi yang sudah direkrut itu mulai dari 200, kemudian banyak yang bebas, menurun lagi, nanti kita adakan pelatihan lagi," katanya.

Ia menyampaikan produk kerajinan dari serabut kelapa menjadi barang bernilai jual itu karena menerapkan produk 'ecogreen' atau ramah lingkungan yang memiliki pasar jelas di pasar Eropa seperti Prancis, termasuk Asia seperti Korea Selatan.

"Ini produk 'ecogreen' banyak dipesan oleh negara-negara Eropa, diekspor ke Prancis, Korea juga," katanya.
Ia mengatakan produk yang dibuat di Lapas Garut itu memang untuk memenuhi kebutuhan pasar ekspor yang selama ini mampu mengirim setiap bulannya tiga kontainer atau sebanyak 900 buah setiap kontainernya.

"Setiap bulannya konsisten bisa mengirim tiga kontainer," katanya.

Pelatihan keterampilan membuat coir side itu, kata dia, tidak terlalu sulit, termasuk penyediaan bahan bakunya juga tersedia banyak yang dipasok dari berbagai daerah di wilayah Priangan Timur seperti dari Kabupaten Ciamis dan Pangandaran.

Ia berharap warga binaan yang memiliki keterampilan membuat kerajinan itu bisa diterapkan nanti saat kembali di masyarakat dengan menjalankan usaha tersebut karena pasarnya sudah jelas.

"Ini bekal buat mereka nanti keluar, bahkan yang sudah bebas beberapa kali datang bermaksud untuk melaksanakan kegiatan ini di desanya," katanya.

Ia menambahkan, pembuatan produk dari bahan serabut itu juga mendapatkan perhatian dari masyarakat luar yang tertarik untuk menjadi tambahan pencarian di desanya.

"Bahkan ada dari kepala desa datang ke sini berminat untuk melakukan kegiatan ini sebagai tambahan pencarian di desanya," katanya.

 

Pewarta: Feri Purnama

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024