Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan BI terus mengoptimalkan instrumen moneter pro-market untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

"Instrumen moneter pro-market terus dioptimalkan untuk mendukung penguatan stabilitas nilai tukar rupiah dan pencapaian sasaran inflasi," kata Perry dalam konferensi pers Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Bulan November 2024 di Jakarta, Rabu.
 

Perry menuturkan kebijakan tersebut bertujuan untuk mempercepat upaya pendalaman pasar uang dan pasar valas serta mendorong aliran masuk modal asing ke dalam negeri.

Hingga 18 November 2024, posisi instrumen moneter berupa Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valuta Asing Bank Indonesia (SUVBI) masing-masing tercatat sebesar Rp968,82 triliun, 3,39 miliar dolar AS, dan 387 juta dolar AS.

Penerbitan SRBI telah mendukung upaya peningkatan aliran masuk portofolio asing ke dalam negeri dan penguatan nilai tukar rupiah. Kepemilikan nonresiden dalam SRBI mencapai Rp250,18 triliun (25,8 persen dari total outstanding).

Implementasi Primary Dealer (PD) sejak Mei 2024 juga makin meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar, sehingga memperkuat efektivitas instrumen moneter dalam stabilisasi nilai tukar rupiah dan pengendalian inflasi.

 


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BI optimalkan instrumen moneter pro-market dukung stabilitas rupiah

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024