Antarajabar.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengatakan pihaknya belum memikirkan adopsi teknologi telekomunikasi 5G karena dinilai belum dibutuhkan masyarakat dan belum ada kesiapan dari seluruh pemangku kepentingan.
       
"Implementasi 5G di Indonesia harus dilihat dari sisi lain. Indonesia belum punya model bisnis untuk 5G. Bisnis model yang menentukan, 'handset'-nya gimana, aplikasinya dipakai untuk apa," katanya sat menjadi pembicara kunci dalam "Indonesia ICT Roundtabel Next Generation Broadband - 5G Forum", di Jakarta, Kamis.
       
Ia mengatakan, suka tidak suka, perkembangan teknologi nantinya tetap harus diikuti. Namun demikian, dalam hal ini dibutuhkan prioritas dalam pengembangan teknologi yang dibutuhkan masyarakat saat ini.
       
"Saya tanya 5G untuk apa, untuk video. Untuk video pakai 4G sudah bisa mengirim 'high definition' (HD)," ucapnya.
       
Ia mengatakan, saat ini, pihaknya masih memprioritaskan penataan teknologi 4G. Setelah selesai menata teknologi 4G di frekuensi 1.800 MHz, kini pemerintah akan fokus untuk 4G di frekuensi 2.100 MHz. Setelah itu, baru kemudian di frekuensi 2.300 MHz.
       
Sementara itu, Presiden Direktur ZTE Indonesia Mei Zhonghua mengatakan, teknologi 5G lebih efisien dibandingkan teknologi 4G. Teknologi ini mampu menyuplai akses data 10 hingga 100 kali lebih cepat dibandingkan 4G dan kapasitas akses mencapai 50 miliar.
       
ZTE sendiri terus melakukan penelitian dan pengembangan teknologi 5G. ZTE juga mendirikan belasan pusat penelitan dan pengembangan. Tidak hanya di Tiongkok namun juga di Eropa dan sejumlah negara lain.
       
Saat ini, teknologi 5G belum diadopsi, namun sejumlah pihak telah berencana untuk segera meluncurkan teknologi ini. Di Amerika Serikat, operator Verizon dikabarkan berencana meluncurkan secara komersial pada 2017.
       
Sedangkan Korea Selatan dikabarkan merencanakan jaringan 5G siap pada 2018 saat olimpiade musim dingin di Pyeongchang, dan Jepang dikabarkan menargetkan 2020 saat olimpiade digelar di negara tersebut.


    


   

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015