Antarajabar.com - Kasus perdagangan manusia atau "Trafficking" di Jabar merupakan yang terbanyak meskipun tahun sekarang ini berkurang karena banyak kasus yang sudah ditangani, kata Ketua Balai Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Jawa Barat Neni Muji Kencanawati.
        
"Jawa Barat sendiri sekarang ini merupakan provinsi yang paling banyak mempunyai kasus perdagangan manusia, hal ini juga dikarenakan peduduk Jabar sendiri merupakan yang terbanyak," katanya di Cirebon, Kamis,
   
Ia menuturkan ada 278 kasus perdagangan manusia data itu diperoleh dari tahun 2009 sampai sekarang dan menurutnya kasus perdagangan manusia di Jabar dari tahun lalu dengan sekarang menurun dikarenakan pihaknya melakukan penjemputan terhadap korban.
        
"Yang kami khawatirkan sekarang itu masih banyak korban yang tidak mau melapor dan hal inilah yang menjadikan kami kurang maksimal dalam menangani kasus perdagangan manusia," tuturnya.
        
Selain melakukan penjemputan pihak BP3AKB Jabar juga gencar sosialisasi ke beberapa daerah di Jabar dan pihaknya juga akan terus mengkampanyekan maraknya anti perdagangan manusia disejumlah Daerah.
        
"Kami juga mengadaan kampanye ke beberapa daerah yang ada di Jabar dan kali ini kabupaten Cirebon yang kami singgahi," imbuhnya.
        
Ia menambahkan pihaknya tidak bisa menentukan daerah mana yang paling rawan terhadap penjualan manusia, ia juga meneturkan modus yang dilakukan oleh para pelaku biasanya dengan menjanjikan pada para korban untuk bekerja diluar kota dengan gaji yang tinggi.
         
"Modus yang digunakan para pelaku biasanya dengan menjanjikan gaji yang tinggi untuk para calon korbannya," tambahnya.
         
Kampanye tentang perdagangan manusia di gelar di lapangan kelurahan Babakan kecamatan Sumber kabupaten Cirebon yang diikuti oleh sekitar 1500 peserta.

Pewarta: khaerul

Editor : Irawan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015