Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) se-Indonesia melakukan proses penyelenggaraan penanganan darurat secara langsung di Kabupaten Cianjur dalam rangka Latihan Kepemimpinan Bencana yang diselenggarakan Pusdiklat BNPB.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi (RR) BPBD Cianjur Nurzein di Cianjur, Senin, mengatakan 69 kepala BPBD se-Indonesia peserta diklat BNPB, selain berbagi ilmu terkait kebencanaan juga menyambangi hunian tetap relokasi yang ada di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cilaku.

Baca juga: BPBD Cianjur menyiagakan 500 relawan bencana di sepanjang jalur selatan

"Tujuannya melihat langsung bangunan rumah tahan gempa (RTG) yang dibangun Kementerian PUPR setelah bencana gempa Cianjur tahun 2022, sehingga peserta dapat belajar mengenai proses pemulihan ekonomi yang dijalani penghuni rumah relokasi hingga saat ini," katanya.

Saat pemerintah memindahkan penghuni dari zona merah ke rumah relokasi, bukan hanya fisik yang berpindah, namun termasuk kehidupannya, Cianjur menjadi salah satu daerah yang dikunjungi untuk belajar.

"Peserta akan dilatih selama 10 di Pusdiklat BNPB, Bogor sedangkan di Cianjur mereka belajar proses penyelenggaraan penanganan darurat secara langsung, baik kelebihan dan kekurangannya mulai dari pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana," katanya.

Kepala Pusdiklat BNPB Kheriawan, mengatakan dari 69 kepala BPBD dibagi menjadi 3 kelompok sesuai dengan 3 tahap manajemen bencana yang setiap kelompok berbeda fokus dalam mempelajari penanganan bencana gempa 5,6 magnitudo pada 21 November 2022 di Cianjur.
Peserta fokus pada upaya pra-bencana yang dilakukan Kabupaten Cianjur termasuk dalam menyiapkan kesiapsiagaan masyarakat, regulasi, hingga kapasitas, termasuk kelompok yang fokus pada tanggap darurat bencana untuk mempelajari terkait respon cepat, pemenuhan kebutuhan, kaji cepat hingga penanganan pengungsi

"Ada juga kelompok yang fokus pada kegiatan pasca bencana dengan mempelajari masa transisi darurat, pembangunan siap huni dalam rehabilitasi dan rekonstruksi, pendanaan, hingga tanggung jawab pasca bencana," katanya.

Pusdiklat BNPB memilih Cianjur karena dianggap sebagai miniatur dari proses penyelenggaraan tanggap darurat yang cepat, ditambah Cianjur dekat dengan lokasi Pusdiklat, selanjutnya peserta akan mengunjungi daerah lain yang pernah melaksanakan tanggap darurat bencana.

Baca juga: BPBD Cianjur catat 23 desa ajukan pembangunan sumur bor
 

Pewarta: Ahmad Fikri

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024