Antarajabar.com  - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Bandung menyatakan butuh dana sekitar Rp83 miliar untuk pelaksanaan Pemilihan Wali Kota 2018.

"Dana itu lebih besar dari anggaran Pilwalkot 2013 silam yang hanya mencapai Rp 53 miliar untuk dua putaran," kata Ketua KPU Kota Bandung, Rifqi Ali Mubarok di Bandung, Kamis.

Ia mengatakan besaran anggaran biaya yang mencapai Rp83 miliar tersebut akan dipergunakan untuk melakukan belanja bahan seperti alat peraga, surat suara serta belanja honor petugas pemilu.

Menurut Rifqi, selain menyusun anggaran dana cukup besar yang akan diajukan ke Pemerintah Kota Bandung, KPU Kota Bandung juga telah mempersiapkan beragam strategi, diantaranya menyusun rencana strategis untuk meningkatkan tingkat pasrtisipasi pemilih. Selain itu, KPU Kota Bandung juga akan membuat pusat informasi pemilu dan demokrasi Kota Bandung pada 2016.

"Pemilihan Wali Kota Bandung 2018 mendatang harus mendapat perhatian khusus dari seluruh lapisan masyarakat Kota Bandung. Pasalnya KPU Kota Bandung masuk dalam pilkada serentak tahap tiga yang bersamaan dengan pemilihan gubernur," kata Rifqi.

Rifqi mengharapkan tidak sampai tingkat partisipasi pemilih di Pilwalkot lebih sedikit dari pada tingkat partisipasi pemilihan gubernur. Pasalnya bila melihat Pemilihan Wali Kota tahun 2013 silam, jumlah partisipasi pemilih hanya mencapai 66,13 persen.

Sedangkan pada pemilihan legislatif, tingkat partisipasi pemilih mencapai 72,22 persen dan pemilihan presiden mampu mencapai 77,76 persen.

"Maka dari itu kami serius ingin meningkatkan tingkat partisipasi Pilwalkot Bandung 2018 mendatang," katanya.

Pewarta:

Editor : Sapto HP


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015