Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup menguat di tengah pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

IHSG ditutup menguat 53,01 poin atau 0,71 persen ke posisi 7.557,14. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 11,89 poin atau 1,28 persen ke posisi 939,27.

“Bursa regional Asia kompak mengalami penurunan, pasar terbebani kenaikan dari imbal hasil imbal hasil obligasi Treasury Amerika Serikat (AS) 10 tahun yang naik di atas 4 persen, atau tertinggi sejak akhir Juli," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas Indonesia dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyampaikan bahwa posisi Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode September sebesar 123,5, yang mengindikasikan bahwa IKK masih pada level optimis di tasa 100, yang artinya keyakinan konsumen terhadap ekonomi dalam negeri tetap terjaga.

Bank Dunia dalam laporan edisi Oktober mengungkapkan bahwa memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5 persen pada 2024 dan 5,1 persen pada 2025.



Selain itu, juga menyatakan bahwa di antara negara-negara besar di kawasan Asia Timur dan Pasifik, hanya Indonesia mampu tumbuh di tahun 2024 dan 2025 pada atau di atas tingkat sebelum pandemi COVID-19.

Dari mancanegara, kenaikan imbal hasil obligasi Treasury AS merupakan imbas dari memupusnya harapan akan pemangkasan suku bunga besar-besaran dari The Fed dalam beberapa bulan mendatang, setelah pernyataan dari Ketua Fed Jerome Powell yang menolak ekspektasi pemotongan suku bunga yang besar dan berkelanjutan.

Gubernur The Fed of St. Louis Alberto Musalem mengungkapkan lebih menyukai penurunan suku bunga yang dilakukan secara bertahap ke depan, sehingga kenaikakan imbal hasil tersebut menekan pasar ekuitas secara global.

Selain itu, pelaku pasar masih terfokus ketegangan yang sedang berlangsung di Timur Tengah yang terus membebani pasar ekuitas yang sensitif terhadap risiko konflik tersebut.

Di sisi lain, pelaku pasar juga menantikan arah dari hasil briefing China, yang mana National Development and Reform Commission (NDRC) China akan mengadakan press briefing pada hari ini untuk membicarakan paket kebijakan untuk melakukan stimulus pertumbuhan ekonomi China.

Pasar menilai pertemuan tersebut sebagai upaya pemerintah China dalam menghasilkan kebijakan dan juga sebuah harapan dari reformasi ekonomi yang lebih luas , sehingga akan mendorong perbaikan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Dibuka melemah, IHSG betah ke teritori negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua IHSG bergerak ke zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.

Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, enam sektor meningkat dengan sektor keuanganpaling tinggi yaitu 1,63 persen, diikuti sektor teknologi dan sektor properti yang masing- masing naik sebesar 1,01 persen dan 0,79 persen.

Sedangkan lima sektor terkoreksi dimana sektor barang baku turun paling dalam yaitu minus 1,54 persen, diikuti sektor energi dan sektor barang transpotasi & logistik yang masing-masing minus sebesar 1,21 persen dan minus 0,88 persen.

Adapun saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu RAJA, MANG, EURO, AYLS, dan PTMR. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni GRIA, DSNG, PTMP, INCO dan ADMR.


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IHSG ditutup menguat di tengah pelemahan bursa kawasan dan global

Pewarta: Muhammad Heriyanto

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024