Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, terus menggencarkan promosi destinasi wisata budaya dan sejarah Situs Astana Gede di Kecamatan Kawali melalui berbagai media untuk meningkatkan daya tarik minat wisatawan berkunjung ke tempat bernilai sejarah itu.
"Kami di sini melalui Dinas Pariwisata mengelola bagaimana objek wisata ini menjadi bagian dari pada wisata. Langkah-langkah kami yang pertama ini menjadi objek wisata yang dipromosikan, sehingga menjadi daya tarik dan mengundang banyak pengunjung," kata Kepala Bidang Destinasi pada Dispar Kabupaten Ciamis Dian Udeng saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Senin.
Ia menuturkan kawasan destinasi wisata Astana Gede di Kecamatan Kawali itu terdapat peninggalan situs dan makam raja pada zaman Kerajaan Galuh yang menjadi awal mula terbentuknya Kerajaan Padjajaran.
Peninggalan bersejarah di tempat itu, kata dia, sampai saat ini masih terjaga dengan baik, dan juga memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang berkunjung ke tempat tersebut yaitu dapat mengenal sejarah dan pesan-pesan moral zaman kerajaan dulu.
Ia menyebutkan salah satu batu prasasti yang ada di Situs Astana Gede itu yakni tulisan yang dibuat pada zaman keemasan Kerajaan Galuh dengan rajanya Prabu Niskala Wastu Kancana yakni menyampaikan pesan larangan berjudi bagi rakyatnya.
"Jadi, yang pertama kita menterjemahkan tulisan dari prasasti itu bagaimana masyarakat itu hidup bisa sejahtera, bisa aman, bisa memiliki tingkat ekonomi yang cukup, bekerja sungguh-sungguh, dan tidak dengan berjudi, dan itu ada di prasastinya Kawali," katanya.
Ia menyampaikan upaya mempromosikan tempat dengan berbagai cara itu agar pesan-pesan moral dan nilai sejarah di tempat tersebut dapat dikenal luas oleh berbagai kalangan masyarakat.
Selama ini, lanjut dia, banyak yang datang ke tempat edukasi wisata tersebut dari berbagai kalangan di wilayah Kabupaten Ciamis, maupun luar daerah Ciamis, bahkan ada wisatawan yang rutin datang dari daerah Bali yang salah satu tujuannya untuk kegiatan ibadah.
"Yang rutin berkunjung untuk wisata minat khususnya itu Bali, daerah Cirebon, Banten, daerah Bogor, Bandung, Garut, nah itu daerah-daerah itu yang banyak berkunjung ke wilayah kita," katanya.
Ia berharap berbagai promosi pariwisata menjadikan destinasi wisata yang bernilai sejarah tentang kerajaan di Ciamis itu dapat semakin dikenal masyarakat luas, sehingga pesan-pesan kebaikan orang terdahulu bisa diterapkan di zaman sekarang.
"Misi kita bagaimana pesan-pesan yang ada di prasasti tersampaikan kepada masyarakat, dan ternyata pesan di prasasti yang dibuat tahun 1300 masih relevan diimplementasikan pada kehidupan masyarakat saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Kami di sini melalui Dinas Pariwisata mengelola bagaimana objek wisata ini menjadi bagian dari pada wisata. Langkah-langkah kami yang pertama ini menjadi objek wisata yang dipromosikan, sehingga menjadi daya tarik dan mengundang banyak pengunjung," kata Kepala Bidang Destinasi pada Dispar Kabupaten Ciamis Dian Udeng saat dihubungi melalui telepon seluler di Ciamis, Senin.
Ia menuturkan kawasan destinasi wisata Astana Gede di Kecamatan Kawali itu terdapat peninggalan situs dan makam raja pada zaman Kerajaan Galuh yang menjadi awal mula terbentuknya Kerajaan Padjajaran.
Peninggalan bersejarah di tempat itu, kata dia, sampai saat ini masih terjaga dengan baik, dan juga memiliki daya tarik tersendiri bagi mereka yang berkunjung ke tempat tersebut yaitu dapat mengenal sejarah dan pesan-pesan moral zaman kerajaan dulu.
Ia menyebutkan salah satu batu prasasti yang ada di Situs Astana Gede itu yakni tulisan yang dibuat pada zaman keemasan Kerajaan Galuh dengan rajanya Prabu Niskala Wastu Kancana yakni menyampaikan pesan larangan berjudi bagi rakyatnya.
"Jadi, yang pertama kita menterjemahkan tulisan dari prasasti itu bagaimana masyarakat itu hidup bisa sejahtera, bisa aman, bisa memiliki tingkat ekonomi yang cukup, bekerja sungguh-sungguh, dan tidak dengan berjudi, dan itu ada di prasastinya Kawali," katanya.
Ia menyampaikan upaya mempromosikan tempat dengan berbagai cara itu agar pesan-pesan moral dan nilai sejarah di tempat tersebut dapat dikenal luas oleh berbagai kalangan masyarakat.
Selama ini, lanjut dia, banyak yang datang ke tempat edukasi wisata tersebut dari berbagai kalangan di wilayah Kabupaten Ciamis, maupun luar daerah Ciamis, bahkan ada wisatawan yang rutin datang dari daerah Bali yang salah satu tujuannya untuk kegiatan ibadah.
"Yang rutin berkunjung untuk wisata minat khususnya itu Bali, daerah Cirebon, Banten, daerah Bogor, Bandung, Garut, nah itu daerah-daerah itu yang banyak berkunjung ke wilayah kita," katanya.
Ia berharap berbagai promosi pariwisata menjadikan destinasi wisata yang bernilai sejarah tentang kerajaan di Ciamis itu dapat semakin dikenal masyarakat luas, sehingga pesan-pesan kebaikan orang terdahulu bisa diterapkan di zaman sekarang.
"Misi kita bagaimana pesan-pesan yang ada di prasasti tersampaikan kepada masyarakat, dan ternyata pesan di prasasti yang dibuat tahun 1300 masih relevan diimplementasikan pada kehidupan masyarakat saat ini," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024