Sedikitnya terdapat  tiga bangunan di Pangkalan Udara Nevatim Israel yang terkena serangan rudal Iran pada awal pekan ini, menurut gambar citra satelit Planet Labs yang diterbitkan oleh CNN pada Kamis (3/10).

Di antara bangunan yang terkena dampak adalah dua hanggar yang digunakan untuk menyimpan pesawat yang lebih besar, dengan terdapat dua lubang besar di atap hanggar itu dan puing-puing berserakan, kata laporan CNN itu.

Gambar-gambar dari citra satelit tersebut juga mengungkapkan bahwa rudal Iran meninggalkan sekitar dua belas kawah bekas hantaman rudal di wilayah pangkalan yang terletak di gurun Negev di Israel, menurut pemberitaan tersebut.

Berdasarkan citra yang diperoleh, area taxiway lapangan terbang juga mengalami kerusakan dan saat ini sedang aktif diperbaiki.

Iran menembakkan rentetan rudal besar-besaran ke Israel pada Selasa (1/10) sebagai tanggapan atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh, dan komandan senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) Abbas Nilforoushan.

Militer Israel mengatakan ada sekitar 180 rudal balistik Iran ditembakkan, sebagian besar berhasil dicegat.

Militer Iran mengatakan pihaknya juga menargetkan markas Mossad di Tel Aviv, namun Israel membantah bahwa markas tersebut rusak dalam serangan tersebut.


Lebanon mengadu ke PBB

Lebanon pada Kamis (3/10) mengajukan pengaduan resmi ke Dewan Keamanan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas serangan Israel ke wilayahnya yang melanggar batas demarkasi Blue Line (pemisah antara Lebanon dan Israel).
Pernyataan dari misi permanen Lebanon untuk PBB, yang disiarkan oleh kantor berita resmi negara itu, menyatakan bahwa pengaduan tersebut mengecam "agresi Israel terhadap kedaulatan Lebanon dan serangan pasukannya ke dalam perbatasan Lebanon" sejak malam 1 Oktober.

Israel meluncurkan operasi darat di Lebanon selatan, dengan beberapa pejabat mengatakan bahwa operasi itu untuk membangun zona penyangga keamanan yang akan berlangsung selama beberapa pekan.

Tentara Israel kemudian mengumumkan kematian prajurit pertamanya selama serangan darat tersebut.

Pada Kamis, Hizbullah melaporkan bahwa mereka berhasil menggagalkan enam upaya penyusunan oleh Israel di Lebanon selatan.

Misi Lebanon menyatakan bahwa Israel melanggar batas demarkasi Blue Line yang ditetapkan pada tahun 2000 dan mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 yang diadopsi pada 2006.

Resolusi tersebut menuntut penghentian penuh permusuhan antara Lebanon dan Israel dan pembentukan zona antara Blue Line dan Sungai Litani, yang bebas dari kelompok bersenjata kecuali Angkatan Bersenjata Lebanon dan Pasukan Sementara PBB di Lebanon (UNIFIL).

Pengaduan tersebut mencatat bahwa Israel telah mengerahkan pasukan militer, tank, dan kendaraan lapis baja di sepanjang perbatasan selatan Lebanon.

Pasukan Zionis itu juga menargetkan warga sipil, pekerja bantuan, dan jurnalis, serta secara membabi buta menembaki kota-kota dan desa-desa dengan lebih dari 8.570 serangan.
Israel meluncurkan serangan udara besar-besaran sejak 23 September terhadap apa yang mereka sebut sebagai sasaran Hizbullah di seluruh wilayah Lebanon yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 1.100 korban, menurut Kementerian Kesehatan Lebanon.

Serangan udara tersebut merupakan eskalasi dalam konflik yang telah berlangsung selama setahun antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon sejak dimulainya serangan brutal Tel Aviv ke Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 41.800 korban, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas tahun lalu.

Sedikitnya 1.974 korban sejak saat itu telah tewas di Lebanon, lebih dari 9.384 luka-luka, dan 1,2 juta orang mengungsi, menurut pihak berwenang.

Masyarakat internasional telah memperingatkan bahwa serangan Israel di Lebanon dapat meningkatkan konflik Gaza menjadi perang regional yang lebih luas.


Sumber: Sputnik-Anadolu-OANA

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Citra satelit ungkap kerusakan Lanud Nevatim Israel akibat rudal Iran

Pewarta: M Razi Rahman

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024