Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada "hak pembelaan diri yang sah" negara tersebut, seraya menekankan bahwa Iran memberikan "tanggapan tegas" terhadap "agresi" Israel.

Dalam pernyataan yang diposting di X pada Selasa (1/10), Pezeshkian menyatakan bahwa tindakan itu dilakukan "untuk melindungi kepentingan dan warga negara Iran."

"Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukan negara yang suka berperang, namun berdiri teguh melawan setiap ancaman. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba berkonflik dengan Iran," tulis pernyataan tersebut.

Iran meluncurkan ratusan rudal balistik ke arah Israel, di tengah meningkatnya ketegangan antara kedua negara yang terlibat konflik.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.

Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, dibunuh di Teheran pada bulan Juli. Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, dibunuh di Beirut pada Jumat (27/9) bersama dengan komandan IRGC, Nilforoshan.

IRGC menyatakan bahwa serangan tersebut sejalan dengan hak negara Iran untuk membela diri yang sah di bawah Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa, memperingatkan bahwa jika Israel membalas serangan ini, mereka akan menghadapi "tanggapan yang lebih menghancurkan."
 


Dalam pernyataan lanjutan, IRGC menyebutkan bahwa tiga pangkalan militer Israel di Tel Aviv terkena rudal.

Hingga kini, belum diketahui apakah rudal tersebut mengenai sasaran dan apakah ada korban atau kerusakan yang ditimbulkan.

Misi Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa juga mengeluarkan pernyataan yang menyebut serangan rudal tersebut sebagai respons yang "legal, rasional, dan sah" terhadap "tindakan teroris" Israel.

 


Sumber: Anadolu



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Iran: Serangan ke Israel atas dasar 'hak pembelaan diri yang sah"

Pewarta: Primayanti

Editor : Zaenal A.


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024