Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Jawa Barat, sudah melakukan asesmen untuk selanjutnya menyiapkan bantuan penanggulangan di 11 kecamatan yang terdampak bencana alam banjir dan longsor akibat hujan deras yang berlangsung seharian.
"Berkaitan dengan hal tersebut BPBD telah melakukan pantauan lapangan dan berkoordinasi dengan forkopimcam kecamatan yang terdampak, termasuk dinas teknis guna melakukan langkah penanganan selanjutnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Kamis.
Baca juga: Pemkab Garut asesmen daerah yang terdampak bencana alam
Ia menuturkan hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama pada Selasa (10/9) sampai Rabu (11/9) pagi itu dilaporkan hampir merata mengguyur wilayah Garut.
Hujan deras yang turun setelah kemarau itu, kata dia, menyebabkan tanah longsor di sejumlah kecamatan dan kerusakan jalan maupun bangunan rumah, kemudian terjadi banjir, dan cuaca ekstrem.
"Dampak dari hujan pada tanggal 10 September 2024 tercatat sebanyak 11 kecamatan, 15 desa, dan 20 titik kejadian yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Garut dengan jenis bencana variatif," katanya.
Ia menyampaikan berdasarkan asesmen petugas di lapangan terdapat sejumlah daerah yang terdampak kerusakan akibat bencana alam banjir, dan tanah longsor seperti banjir menerjang Kantor Desa Wanajaya dan area pesawahan Desa Wanasari di Kecamatan Wanaraja.
Selanjutnya kejadian tanah longsor di Kecamatan Malangbong, Cilawu, dan Pasirwangi yang merusak tembok penahan tanah, lalu jalan terputus di Kecamatan Peundeuy, dan dua rumah rusak berat, satu rumah rusak ringan akibat longsoran tanah tebing di Kecamatan Cisompet.
"Di Cisompet tebing yang longsor menyebabkan pemukiman sebanyak 14 rumah rusak berat dua, ringan satu, dan (sisanya) terancam," katanya.
Ia menyebutkan bencana longsor lainnya melanda Kecamatan Cihurip merusak tembok penahan tanah, kemudian dua rumah, selanjutnya satu rumah ambruk di Kecamatan Tarogong Kidul, dan satu rumah tertimpa pohon di Kecamatan Tarogong Kaler.
Selain itu, kata dia, dampak cuaca ekstrem juga menyebabkan satu rumah rusak, dan rusak ringan terancam ambruk di Kecamatan Leuwigoong, dan satu rumah ambruk karena tidak mampu menahan air hujan yang cukup deras.
Aah menyampaikan untuk rumah warga yang rumahnya rusak akibat bencana alam itu sudah ditangani sementara dengan memberikan terpal untuk menutup atap rumah, dan selanjutnya menyiapkan bantuan perbaikan secara stimulan.
"Kita bantu fasilitas yang ada seperti bantuan terpal, untuk selanjutnya bantuan stimulan atau bantuan bahan bangunan, ini nanti dinas teknis yang menilainya," kata Aah.
Ia menyampaikan, saat ini sudah mulai memasuki musim hujan, dan baru pertama kali hujan deras setelah musim kemarau itu sudah menyebabkan banyak kejadian bencana alam.
Adanya potensi hujan itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan menghindari daerah rawan bencana alam, terutama saat turun hujan.
"Kita sudah mulai penghujan, masalah kekeringan sudah selesai sekarang hujan yang tadinya kering, sekarang basah, untuk itu diimbau selalu waspada saat musim hujan," katanya.
Baca juga: Garut bersiap hadapi tanggap darurat bencana dampak kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
"Berkaitan dengan hal tersebut BPBD telah melakukan pantauan lapangan dan berkoordinasi dengan forkopimcam kecamatan yang terdampak, termasuk dinas teknis guna melakukan langkah penanganan selanjutnya," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Aah Anwar Saefuloh di Garut, Kamis.
Baca juga: Pemkab Garut asesmen daerah yang terdampak bencana alam
Ia menuturkan hujan yang turun dengan intensitas tinggi dan berlangsung lama pada Selasa (10/9) sampai Rabu (11/9) pagi itu dilaporkan hampir merata mengguyur wilayah Garut.
Hujan deras yang turun setelah kemarau itu, kata dia, menyebabkan tanah longsor di sejumlah kecamatan dan kerusakan jalan maupun bangunan rumah, kemudian terjadi banjir, dan cuaca ekstrem.
"Dampak dari hujan pada tanggal 10 September 2024 tercatat sebanyak 11 kecamatan, 15 desa, dan 20 titik kejadian yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Garut dengan jenis bencana variatif," katanya.
Ia menyampaikan berdasarkan asesmen petugas di lapangan terdapat sejumlah daerah yang terdampak kerusakan akibat bencana alam banjir, dan tanah longsor seperti banjir menerjang Kantor Desa Wanajaya dan area pesawahan Desa Wanasari di Kecamatan Wanaraja.
Selanjutnya kejadian tanah longsor di Kecamatan Malangbong, Cilawu, dan Pasirwangi yang merusak tembok penahan tanah, lalu jalan terputus di Kecamatan Peundeuy, dan dua rumah rusak berat, satu rumah rusak ringan akibat longsoran tanah tebing di Kecamatan Cisompet.
"Di Cisompet tebing yang longsor menyebabkan pemukiman sebanyak 14 rumah rusak berat dua, ringan satu, dan (sisanya) terancam," katanya.
Ia menyebutkan bencana longsor lainnya melanda Kecamatan Cihurip merusak tembok penahan tanah, kemudian dua rumah, selanjutnya satu rumah ambruk di Kecamatan Tarogong Kidul, dan satu rumah tertimpa pohon di Kecamatan Tarogong Kaler.
Selain itu, kata dia, dampak cuaca ekstrem juga menyebabkan satu rumah rusak, dan rusak ringan terancam ambruk di Kecamatan Leuwigoong, dan satu rumah ambruk karena tidak mampu menahan air hujan yang cukup deras.
Aah menyampaikan untuk rumah warga yang rumahnya rusak akibat bencana alam itu sudah ditangani sementara dengan memberikan terpal untuk menutup atap rumah, dan selanjutnya menyiapkan bantuan perbaikan secara stimulan.
"Kita bantu fasilitas yang ada seperti bantuan terpal, untuk selanjutnya bantuan stimulan atau bantuan bahan bangunan, ini nanti dinas teknis yang menilainya," kata Aah.
Ia menyampaikan, saat ini sudah mulai memasuki musim hujan, dan baru pertama kali hujan deras setelah musim kemarau itu sudah menyebabkan banyak kejadian bencana alam.
Adanya potensi hujan itu, kata dia, masyarakat diimbau untuk selalu waspada dengan menghindari daerah rawan bencana alam, terutama saat turun hujan.
"Kita sudah mulai penghujan, masalah kekeringan sudah selesai sekarang hujan yang tadinya kering, sekarang basah, untuk itu diimbau selalu waspada saat musim hujan," katanya.
Baca juga: Garut bersiap hadapi tanggap darurat bencana dampak kemarau
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024