Antarajawabarat.com, 6/7 - Organisasi angkutan darat (Organda) Jawa Barat menginginkan adanya kenaikan ongkos (tuslah) angkutan darat antarkabupaten dan provinsi sebesar 25 persen untuk arus mudik/balik Lebaran 2015/1436 Hijriah.
"Untuk tuslah itu setiap tahunnya rutin selalu naik. Dan untuk tahun ini, kami minta naik 25 persen untuk tuslah di Jawa Barat," kata Ketua Organda Jawa Barat Dedeh Widarsih di Kota Bandung, Senin.
Ia menuturkan, kenaikan tuslah tersebut didasarkan pada sejumlah hal seperti kemacetan dan load factornya yang tidak terpenuhi.
"Apabila sudah macet, mesinkan tetap hidup dan itu jadi beban yang bertambah. Selain karena kemacetan, sama bahan bakar bertambah karena mesin dalam keadaan hidup," ujar dia.
Menurut dia, kenaikan tuslah pada saat momentum arus mudik/balik Lebaran adalah sangat penting karena jalan cenderung mengalami kemacetan.
"Kemacetan itu tidak bisa diprediksi, Namun demikian hal tersebut bisa memicu peningkatan biaya operasional," kata dia.
Oleh karena itulah pihaknya meminta kepada pemerintah pusat atau daerah untuk mengantisipasi jalur mudik alternatif.
"Saya minta pemerintah mengantisipasi jalur-jalur alternatif itu untuk mobil kecil, itu harus diperbanyak," kata dia.
Terkait dioperasikannya Jalan Tol Cipali, pihaknya menilai keberadaan jalan tol terpanjang di Indonesia akan sangat membantu mengurangai kemacetan arus mudik/balik Lebaran tahun ini.
"Kami berharap Tol Cipali hanya diperuntukkan bagi kendaraan besar dan angkutan umum. Tol Cipali itu harusnya untuk kendaraan umum, karena membawa kapasitas penumpang yang cukup banyak. Sementara untuk jalur alternatif itu digunakan mobil pribadi," kata dia.
Selain persoalan tuslah, lanjut dia, yang juga harus diperhatikan oleh para sopir adalah mengutamakan keselamatan penumpang dengan menjaga kesehatannya.
"Kami imbau demikian karena dari sejumlah kecelakaan yang terjadi pada musim mudik atau arus balik, rata-rata disebabkan kelalaian sopir akibat kondisi tubuh tidak prima," ujar Dedeh. ***3***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Untuk tuslah itu setiap tahunnya rutin selalu naik. Dan untuk tahun ini, kami minta naik 25 persen untuk tuslah di Jawa Barat," kata Ketua Organda Jawa Barat Dedeh Widarsih di Kota Bandung, Senin.
Ia menuturkan, kenaikan tuslah tersebut didasarkan pada sejumlah hal seperti kemacetan dan load factornya yang tidak terpenuhi.
"Apabila sudah macet, mesinkan tetap hidup dan itu jadi beban yang bertambah. Selain karena kemacetan, sama bahan bakar bertambah karena mesin dalam keadaan hidup," ujar dia.
Menurut dia, kenaikan tuslah pada saat momentum arus mudik/balik Lebaran adalah sangat penting karena jalan cenderung mengalami kemacetan.
"Kemacetan itu tidak bisa diprediksi, Namun demikian hal tersebut bisa memicu peningkatan biaya operasional," kata dia.
Oleh karena itulah pihaknya meminta kepada pemerintah pusat atau daerah untuk mengantisipasi jalur mudik alternatif.
"Saya minta pemerintah mengantisipasi jalur-jalur alternatif itu untuk mobil kecil, itu harus diperbanyak," kata dia.
Terkait dioperasikannya Jalan Tol Cipali, pihaknya menilai keberadaan jalan tol terpanjang di Indonesia akan sangat membantu mengurangai kemacetan arus mudik/balik Lebaran tahun ini.
"Kami berharap Tol Cipali hanya diperuntukkan bagi kendaraan besar dan angkutan umum. Tol Cipali itu harusnya untuk kendaraan umum, karena membawa kapasitas penumpang yang cukup banyak. Sementara untuk jalur alternatif itu digunakan mobil pribadi," kata dia.
Selain persoalan tuslah, lanjut dia, yang juga harus diperhatikan oleh para sopir adalah mengutamakan keselamatan penumpang dengan menjaga kesehatannya.
"Kami imbau demikian karena dari sejumlah kecelakaan yang terjadi pada musim mudik atau arus balik, rata-rata disebabkan kelalaian sopir akibat kondisi tubuh tidak prima," ujar Dedeh. ***3***
Ajat S
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015