Antarajawabarat.com, 8/4 - Film Filosofi Kopi yang diadaptasi dari cerita pendek dengan judul sama karya Dewi Lestari mengangkat tema hubungan ayah dan anak yang berbeda dari cerita pendek aslinya.
"Kalau (cerita) aslinya kan tentang kesempurnaan hidup, tetapi terlalu abstrak ya untuk divisualkan. Jadi film ini lebih mengangkat ke hubungan ayah dan anak," kata Sutradara Filosofi Kopi Angga Dwimas Sasongko dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Meskipun fokus film menjadi tentang hubungan ayah dan anak, Angga menegaskan nyawa film mengenai arti kehidupan masih sama.
Ia mengatakan pengembangan film dengan penambahan adegan harus dilakukan karena Filosofi Kopi dibuat dari cerita pendek, yang tidak akan cukup dibuat film tanpa pengembangan.
Perubahan plot dan fokus cerita, kata sutradara pemenang film terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2014 itu, juga telah mendapat dukungan dari fans cerita pendek yang dibuat pada 1996 itu.
Dalam kesempatan yang sama, sang penulis cerita Dewi Lestari mengatakan puas dengan hasil film karena sesuai dengan bayangannya dimana ia justru menginginkan pengembangan cerita.
"Terus terang, memang cerita pendek jadi (filmnya) harus mengembangkan. Pengembangan justru yang sangat saya inginkan sejak awal karena cerpen saja tidak cukup," kata perempuan yang akrab disapa Dee itu.
Ibu dua anak itu bahkan menjatuhkan pilihan pengerjaan film pada Angga karena adanya pengembangan cerita yang dinilainya menarik serta adanya konsep "user generated movie" yang mengajak masyarakat umum ikut berkolaborasi sebagai produser digital untuk memberikan masukan kepada sutradara mengenai konsep visual.
"Saya dengan Angga punya visi yang sama, dia juga punya konsep menarik yaitu user generated movie. Saya selalu senang dengan ide terobosan," ujar dia.
Film itu bercerita tentang pencarian jiwa dan perjalanan berdamai dengan masa lalu melalui kopi.
Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) adalah sahabat yang membangun kedai "Filosofi Kopi", sebuah kedai kopi terkemuka di Jakarta yang hanya menyediakan kopi terbaik Indonesia.
Sebuah tantangan untuk membuat kopi yang sempurna dari seorang pengusaha membawa Ben dan Jody pada petualangan menyusun serpihan masa lalu mereka yang penuh kegetiran dengan orang tua mereka masing-masing.
antaranews/Dyah Dwi Astuti
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Kalau (cerita) aslinya kan tentang kesempurnaan hidup, tetapi terlalu abstrak ya untuk divisualkan. Jadi film ini lebih mengangkat ke hubungan ayah dan anak," kata Sutradara Filosofi Kopi Angga Dwimas Sasongko dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.
Meskipun fokus film menjadi tentang hubungan ayah dan anak, Angga menegaskan nyawa film mengenai arti kehidupan masih sama.
Ia mengatakan pengembangan film dengan penambahan adegan harus dilakukan karena Filosofi Kopi dibuat dari cerita pendek, yang tidak akan cukup dibuat film tanpa pengembangan.
Perubahan plot dan fokus cerita, kata sutradara pemenang film terbaik Festival Film Indonesia (FFI) 2014 itu, juga telah mendapat dukungan dari fans cerita pendek yang dibuat pada 1996 itu.
Dalam kesempatan yang sama, sang penulis cerita Dewi Lestari mengatakan puas dengan hasil film karena sesuai dengan bayangannya dimana ia justru menginginkan pengembangan cerita.
"Terus terang, memang cerita pendek jadi (filmnya) harus mengembangkan. Pengembangan justru yang sangat saya inginkan sejak awal karena cerpen saja tidak cukup," kata perempuan yang akrab disapa Dee itu.
Ibu dua anak itu bahkan menjatuhkan pilihan pengerjaan film pada Angga karena adanya pengembangan cerita yang dinilainya menarik serta adanya konsep "user generated movie" yang mengajak masyarakat umum ikut berkolaborasi sebagai produser digital untuk memberikan masukan kepada sutradara mengenai konsep visual.
"Saya dengan Angga punya visi yang sama, dia juga punya konsep menarik yaitu user generated movie. Saya selalu senang dengan ide terobosan," ujar dia.
Film itu bercerita tentang pencarian jiwa dan perjalanan berdamai dengan masa lalu melalui kopi.
Ben (Chicco Jerikho) dan Jody (Rio Dewanto) adalah sahabat yang membangun kedai "Filosofi Kopi", sebuah kedai kopi terkemuka di Jakarta yang hanya menyediakan kopi terbaik Indonesia.
Sebuah tantangan untuk membuat kopi yang sempurna dari seorang pengusaha membawa Ben dan Jody pada petualangan menyusun serpihan masa lalu mereka yang penuh kegetiran dengan orang tua mereka masing-masing.
antaranews/Dyah Dwi Astuti
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015