Mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi menginginkan Jawa Barat(Jabar) menjadi provinsi berbasis religius berbasis ilmu bukan politik saat bersilaturahim dengan sejumlah tokoh kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jabar.
Silaturahim dengan sejumlah tokoh kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jabar itu digelar di rumah Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin, di Kabupaten Purwakarta, Kamis.
Dedi menyampaikan bahwa kedatangannya selain untuk bersilaturahim juga dalam rangka membicarakan perkembangan pendidikan keagamaan. Salah satunya adalah pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basic pesantren.
Menurut dia, salah satu kelemahan saat ini adalah banyak orang berbicara soal agama tapi tidak memiliki basic pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab.
“Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin agar di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab,” kata dia.
Dengan begitu, katanya, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan, bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.
Dedi juga berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu juga bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.
Sementara itu, KH Juhadi menilai ide dan gagasan Dedi Mulyadi perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di wilayah Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum, baik di sekolah maupun di permukiman warga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dedi Mulyadi silaturahim ke kiai NU agar Jabar jadi provinsi religius
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024
Silaturahim dengan sejumlah tokoh kiai Nahdlatul Ulama (NU) di Jabar itu digelar di rumah Rais Syuriyah PWNU Jabar KH Abun Bunyamin, di Kabupaten Purwakarta, Kamis.
Dedi menyampaikan bahwa kedatangannya selain untuk bersilaturahim juga dalam rangka membicarakan perkembangan pendidikan keagamaan. Salah satunya adalah pentingnya tenaga pendidik di sekolah menengah yang memiliki basic pesantren.
Menurut dia, salah satu kelemahan saat ini adalah banyak orang berbicara soal agama tapi tidak memiliki basic pemahaman Alquran, hadist dan kitab-kitab.
“Termasuk guru-guru SMA kan tidak berasal dari pendidikan pesantren, sehingga kita ingin agar di sekolah ada tenaga pendamping non-ASN yang memiliki kemampuan tafsir Alquran, hadist dan kemampuan membaca kitab,” kata dia.
Dengan begitu, katanya, pendidikan agama mulai terarah pada sisi keilmuan, bukan sekadar mendapat referensi dari google atau media sosial. Walaupun ke depan para kiai harus mengikuti perkembangan dengan menjadi guru di media sosial.
Dedi juga berharap tidak hanya di sekolah, para tokoh atau orang yang memiliki ilmu juga bisa hadir mengisi masjid di permukiman agar bisa lebih bermanfaat bagi warga.
Sementara itu, KH Juhadi menilai ide dan gagasan Dedi Mulyadi perlu segera direspon agar pendidikan keagamaan di wilayah Jabar bisa semakin meningkat beriringan dengan pendidikan umum, baik di sekolah maupun di permukiman warga.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dedi Mulyadi silaturahim ke kiai NU agar Jabar jadi provinsi religius
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024