Antarajawabarat.com, 4/2 - Pasien program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di RS Mata Cicendo Kota Bandung mayoritas penderita penyakit katarak.
"Jumlah pasien yang memeriksakan matanya ke RS Mata Cicendo meningkat signifikan setelah ada jaminan kesehatan melalui Jamkesmas atau sekarang oleh BPJS Kesehatan, sebagian besar dengan keluhan akibat katarak," kata Kata Humas Rumah Sakit Mata Cicendo Yeti Kusmiyati di Bandung, Kamis.
Tindakan yang dilakukan antara lain mulai dari pengobatan biasa hingga tindakan pengangkatan lapisan katarak yang mengganggu penglihatannya.
Yeti menyebutkan dalam sehari jumlah pasien yang mendatangi RSM Cicendo berkisar antara 400 hingga 500 orang baik dari wilayah Bandung Raya maupun dari sejumlah kota di Jawa Barat.
Menurut dia sebagian besar ebanyakan pasien yang melakukan operasi di rumah sakit mata pertama dan satu-satunya di Indonesia itu adalah adalah pasien dengan kasus katarak.
"Kasus penyakit katarak itu ada di peringkat pertama disusul kemudian dengan glaukoma dan lasik," kata Yeti.
Ia menyebutkan, pelayanan dilakukan sama baik pada pasien umum maupun pasien peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur penanganan pasien. Ia mengakui dengan jumlah pasien yang cukup banyak setiap harinya, pihaknya harus melakukan pengaturan pendaftaran mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
"Semua pasien harus bersabar dan antrian pasti terjadi setiap hari, namun secara umum semuanya bisa kami tangani. Kerjasama dengan BPJS Kesehatan berjalan lancar, dan rata-rata pasien sudah mengetahui tata cara penggunaan kartunya itu," katanya.
Pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien yang peserta BPJS Kesehatan maupun pasien umum.
"Asal persyaratannya lengkap, setiap peserta BPJS Kesehatan akan kami layani langsung. Kecuali untuk pasien IGD yang tiba saat malam hari misalnya, kita langsung tangani, persyaratan esok harinya diurus," kata Yeti.
Sementara itu salah seorang pasien peserta BPJS Kesehatan Deni (34) mengaku tidak ada masalah dalam penggunaan kartu jaminan sosial itu. Meski demikian ia harus bersabar untuk menunggu antrian yang cukup panjang.
"Proses pengurusan dan penggunaan BPJS Kesehatan tidak ada masalah, kebetulan kami sudah tahu tahapannya. Namun ngantrinya ini bikin pegal dan harus bersabar," kata Deni menambahkan.***3***
Rida
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015
"Jumlah pasien yang memeriksakan matanya ke RS Mata Cicendo meningkat signifikan setelah ada jaminan kesehatan melalui Jamkesmas atau sekarang oleh BPJS Kesehatan, sebagian besar dengan keluhan akibat katarak," kata Kata Humas Rumah Sakit Mata Cicendo Yeti Kusmiyati di Bandung, Kamis.
Tindakan yang dilakukan antara lain mulai dari pengobatan biasa hingga tindakan pengangkatan lapisan katarak yang mengganggu penglihatannya.
Yeti menyebutkan dalam sehari jumlah pasien yang mendatangi RSM Cicendo berkisar antara 400 hingga 500 orang baik dari wilayah Bandung Raya maupun dari sejumlah kota di Jawa Barat.
Menurut dia sebagian besar ebanyakan pasien yang melakukan operasi di rumah sakit mata pertama dan satu-satunya di Indonesia itu adalah adalah pasien dengan kasus katarak.
"Kasus penyakit katarak itu ada di peringkat pertama disusul kemudian dengan glaukoma dan lasik," kata Yeti.
Ia menyebutkan, pelayanan dilakukan sama baik pada pasien umum maupun pasien peserta BPJS Kesehatan sesuai dengan prosedur penanganan pasien. Ia mengakui dengan jumlah pasien yang cukup banyak setiap harinya, pihaknya harus melakukan pengaturan pendaftaran mulai pukul 07.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB.
"Semua pasien harus bersabar dan antrian pasti terjadi setiap hari, namun secara umum semuanya bisa kami tangani. Kerjasama dengan BPJS Kesehatan berjalan lancar, dan rata-rata pasien sudah mengetahui tata cara penggunaan kartunya itu," katanya.
Pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan yang terbaik kepada setiap pasien yang peserta BPJS Kesehatan maupun pasien umum.
"Asal persyaratannya lengkap, setiap peserta BPJS Kesehatan akan kami layani langsung. Kecuali untuk pasien IGD yang tiba saat malam hari misalnya, kita langsung tangani, persyaratan esok harinya diurus," kata Yeti.
Sementara itu salah seorang pasien peserta BPJS Kesehatan Deni (34) mengaku tidak ada masalah dalam penggunaan kartu jaminan sosial itu. Meski demikian ia harus bersabar untuk menunggu antrian yang cukup panjang.
"Proses pengurusan dan penggunaan BPJS Kesehatan tidak ada masalah, kebetulan kami sudah tahu tahapannya. Namun ngantrinya ini bikin pegal dan harus bersabar," kata Deni menambahkan.***3***
Rida
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2015