Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta sekolah untuk memperhatikan usia bus wisata yang akan digunakan, khususnya untuk keperluan darma wisata atau study tour.

Terlebih, menurut Bey, kecelakaan bus wisata yang membawa siswa SMA di Subang beberapa hari lalu harus menjadi pelajaran agar faktor kelaikan sarana transportasi diperhatikan.

Baca juga: Pj Gubernur Jabar harap kecelakaan bus wisata tidak terulang lagi

"Terutama kelaikan bus, kesehatan pengemudi juga. Bahkan pelajaran dari kasus Subang ini, tahun kendaraan jangan mau yang tua," ucap Bey di Gedung Sate Bandung, Senin.

Menurut Bey, sekolah atau pihak lainnya juga harus berani melakukan penolakan jika diberikan bus yang kurang baik termasuk yang berumur tua.

"Walaupun ada pemeliharaan, tapi tetap yang muda lebih baik, jadi harus berani menolak kalau bus kurang baik. Jangan sampai kesedihan jadi akhir dari sebuah study tour," tutur Bey.

Dari kecelakaan di Subang itu, Bey mengaku akan lebih tegas lagi, bekerja sama dengan polisi dan Dinas Perhubungan agar bus yang tidak laik untuk distop beroperasi.

"Jadi bis tidak ada KIR, tak diuji coba, ugal-ugalan di jalan, stop aja, kami akan kerja sama dengan Polda dan pasti dishub (juga harus terlibat), untuk mengecek kelaikan bus, SIM dan sebagainya," ucap dia.

Terkait dengan sanksi atas kecelakaan di Subang, pada armada bus, Bey mengatakan pihaknya menunggu investigasi dari Komisi Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan kepolisian.

"Kami tunggu hasil temuan dan evaluasi dari KNKT. Sanksi sendiri disesuaikan, kalau perlu sanksi kami koordinasikan dengan dishub dan kepolisian. Kalau tidak ada KIR dan lainnya ada sanksinya," ujarnya.

Hasil dari KNKT tersebut, kata Bey, juga akan menjadi bahan evaluasi soal infrastruktur di Ciater yang menjadi lokasi kecelakaan bus wisata di Subang.
"Kami tunggu dari KNKT, apakah harus ada perombakan rambu, atau perlu diperlebar, atau diberi pembatas, kami nanti tunggu hasil evaluasi KNKT," tuturnya.

Sebelumnya, bus pariwisata nomor polisi AD 7524 OG yang membawa rombongan pelajar SMK Lingga Kencana Depok mengalami kecelakaan di jalan turunan Ciater, Subang, Sabtu (11/5) malam sekitar pukul 18.45 WIB.

Jumlah korban meninggal dunia dalam insiden kecelakaan bus di Ciater, Subang tersebut, sebanyak 11 orang yang terdiri dari sembilan siswa, satu guru, dan satu warga Subang.

Sementara itu, 14 orang luka ringan, 23 luka sedang, dan 12 luka berat, dilakukan perawatan intensif di RSUD Subang dan dikabarkan telah disiapkan untuk dikembalikan ke daerah asalnya.

Bey mengatakan bahwa pihaknya mengeluarkan surat edaran terkait study tour untuk jenjang prasekolah, pendidikan dasar, hingga pendidikan menengah, yang salah satunya diminta untuk dilaksanakan maksimal di satu provinsi demi mengantisipasi hal yang tidak diinginkan dalam study tour.

"Jangan sampai kesedihan jadi akhir dari sebuah study tour. Harusnya study tour meningkatkan kemampuan, kecerdasan siswa dan menambah pengetahuan tentang daerah," tutur Bey menambahkan.

Baca juga: Pj Bupati Subang takziah ke rumah warganya korban kecelakaan bus di Ciater


Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Pj Gub Jabar minta sekolah perhatikan usia bus wisata yang digunakan

Pewarta: Ricky Prayoga

Editor : Yuniardi Ferdinan


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Barat 2024